REPUBLIKA.CO.ID, SIKKA -- Aktivitas vulkanik Gunung Egon di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus meningkat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Egon menjadi Siaga (level II) dari sebelumnya status Waspada (level III).
Kenaikan Siaga berlaku mulai Rabu (13/1) pukul 06.00 WITA. "Peningkatan aktivitas kegempaan sangat signifikan sejak Selasa (12/1) pukul 09.36 WITA hingga pagi ini yang terasa di Desa Egon Gahar di lereng tenggara Gunung Egon," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Gempa vulkanik dalam dapat memicu peningkatan aktivitas vulkaniknya. Mekanisme gempa vulkanik dalam adalah peretakan batuan di dalam tubuh gunungapi yang dapat merupakan implikasi dari presurisasi fluida magmatik dari kedalaman menuju ke permukaan.
Tipe letusan Gunung Egon adalah freatik, yaitu adanya interaksi antara uap magma dengan air di bawah permukaan yang dapat mendorong batuan penutup di dekat permukaan kawah. Kepala PVMBG telah melaporkan peningkatan status Siaga kepada Kepala BNPB dan BPBD untuk melakukan langkah-langkah antisipasi.
Rekomendasi PVMBG adalah memperluas radius yang harus dikosongkan, yang semula radius 1,5 kilometer menjadi 3 kilometer sehingga masyarakat yang tinggal di Desa Egon Gahar harus dievakuasi karena berpotensi terkena awan panas, abu vulkanik pekat, dan lontaran batu pijar jika terjadi erupsi.
BNPB masih berkoordinasi dengan BPBD terkait dengan kenaikan status Siaga Gunung Egon. Dengan naiknya status Siaga Gunung Egon, maka saat ini dari 127 gunungapi aktif di Indonesia ada 1 status Awas (G. Sinabung), 5 status Siaga (G. Egon, Soputan, Lokon, Karangetang, Bromo), dan 14 status Waspada.
Gunung Egon beberapa kali meletus yaitu pada periode 1888-1891, 1907, 1925, kemudian selama 79 tahun tidak dilaporkan adanya peningkatan aktivitas. Pada 28-1-2004 kembali meletus hingga Agustus-September 2004. Pada 15-4-2008 kembali meletus dengan indeks eksplosivitas (VEI) 2 dan ketinggian kolom letusan 5.700 meter.