Kamis 21 Jan 2016 19:04 WIB

10 Tahun Lagi, Sampah di Laut Lebih Banyak dari Ikan

Rep: c34/ Red: Ani Nursalikah
Warga menyelam untuk mengambil sampah di terumbu karang taman laut Olele, Kabupaten Bonebolango, Gorontalo.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warga menyelam untuk mengambil sampah di terumbu karang taman laut Olele, Kabupaten Bonebolango, Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah laporan baru dari Ellen MacArthur Foundation menyatakan 10 tahun lagi jumlah sampah di laut akan melebihi jumlah ikan. Hal itu akan terjadi apabila negara-negara di seluruh dunia tidak mengambil tindakan positif untuk mendaur ulang limbah.

Saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta ton sampah plastik di laut. Setidaknya delapan juta ton sampah plastik bocor ke laut, setara dengan satu truk per menit.

"Jika tidak ada tindakan yang diambil, jumlahnya bisa meningkat menjadi dua truk per menit pada 2030 dan empat truk per menit pada 2050," kata laporan itu, dikutip People's Daily, Kamis (21/1).

Pada 2025, perbandingan sampah plastik dan ikan diperkirakan berskala 1:3. Setelahnya, jumlah sampah plastik akan lebih banyak daripada yang ikan.

Sebanyak 95 persen dari keseluruhan limbah plastik adalah kemasan yang sesungguhnya bisa didaur ulang. Laporan itu memperkirakan nilai ekonomisnya bisa mencapai 80 sampai 120 miliar dolar AS.

Sebagai aksi darurat, pemerintah harus menyiapkan aturan baru untuk mengontrol buangan sampah plastik ke alam. Saran lain, yakni mencari bahan baku pengganti minyak mentah dan gas alam yang digunakan dalam proses produksi barang-barang plastik itu.

"Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil di seluruh dunia perlu memobilisasi dan menangkap peluang untuk menghidupkan siklus ekonomis baru dari produk plastik," sebut Ellen MacArthur Foundation dalam laporannya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement