Sabtu 23 Jan 2016 00:40 WIB

Kebakaran Hutan Jangan Terulang Lagi di Sumsel

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah
Foto udara kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Selasa (20/10).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto udara kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Selasa (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, 2016, PALEMBANG -- Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin memperingatkan, pada 2016 jangan sampai terulang kembali kebakaran hutan dan lahan seperti 2015. Kebakaran tersebut telah memicu terjadinya kabut asap yang dampaknya sangat luar biasa sampai ke negara tetangga.

“Tahun lalu kita berusaha, bantuan dari pusat hingga daerah dengan biaya yang luar biasa. Seharusnya kita mampu untuk itu. Tidak boleh terjadi kebakaran hutan dan lahan lagi yang menimbulkan dampak hingga ke negara tetangga,” kata Gubernur Alex Noerdin pada rapat koordinasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, Jumat (22/1) di Palembang.

Menurut Alex, selama empat bulan di 2015 seluruh komponen telah berjuang memadamkan api kebakaran lahan dan hutan. Juga mendapatkan bantuan dari sejumlah negara untuk memadamkannya seperti dari  Australia, Singapura, dan Malaysia.

“Upaya pemadaman kebakaran selama empat bulan telah mengeluarkan biaya yang luar biasa besarnya dan tidak mungkin bisa diatasi dari APBD. Pemadaman juga melibatkan markas besar TNI dan markas besar Polri,” kata Alex.

Rapat koordinasi tersebut diikuti Kapolda, Sumsel Kasdam II/ Sriwijaya, Danrem Garuda Dempo, Danlanal, beberapa bupati dan wali kota serta dari perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan.

Gubernur Sumsel mengungkapkan, seharusnya kita merasa malu dengan kejadian itu. "Artinya, gubernur, bupati dan wali kota tidak bisa mengatasi sendiri. Presiden pun mengawasi langsung," katanya.

Gubernur Alex juga memperingatkan, banyak dampak negatif akibat bencana kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian tidak hanya materi namun juga dari non materi. 

Dari perekonomian dia mengatakan yang paling terasa adalah transportasi udara. Seperti banyak pesawat-pesawat tidak bisa terbang atau delay karena jarak pandang yang terbatas. 

Dari segin kesehatan banyak yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Pelaksanaan pendidikan juga terganggu yang membuat anak-anak tidak bisa sekolah.

Sementara itu Kapolda Sumsel Irjen Pol Djoko Prastowo menjelaskan akan membentuk membentuk tim pemantau guna mengantisipasi terulangnya kembali kebakaran lahan dan hutan di daerah ini. “Presiden sudah mengamanatkan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan pada 2016,” katanya.

Kapolda Djoko Prastowo yang belum genap satu bulan menjabat Kapolda Sumsel memperingatkan, akan mencopot Kapolres yang tidak berada di tempat saat terjadi kebakaran lahan dan hutan. “Ada satu perkerjaan rumah kepada saya, Sumsel tidak boleh ada asap. Kami tidak ingin, kebakaran lahan dan hutan 2015 terulang kembali. Karena dampaknya sangat besar dan luas, mulai dari ekonomi, transportasi, kesehatan dan pendidikan,” ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement