REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Direktur intelijen militer Rusia sempat dikirim ke Suriah untuk bertemu Presiden Bashar al Assad pada 2015 lalu. Ia diberi tugas supaya memberikan pesan dari Presiden Vladimir Putin kepada sekutunya.
Dalam pesan tersebut mantan agen KGB itu meminta Assad supaya secepatnya mengundurkan diri. Tetapi, berita Harian Inggris Financial Times tersebut ditampik oleh pihak Rusia yang diwakili juru bicaranya Dmitry Peskov. “Tidak. Tidak benar. Hal itu tidak pernah terjadi,” katanya seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, belum lama ini.
Sebelumnya, Harian Financial Times menyatakan memperoleh informasi tersebut lewat seorang sumber di badan intelijen barat. Kolonel Jenderal Igor Sergun dikirim ke Suriah untuk menyampaikan pesan kepada Assad untuk mundur. Tapi, pria berusia 50 tahun itu merasa tak ingin mundur dari jabatannya.
Tercatat, Rusia membela Bashar al Assad dari permintaan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk mundur sebagai syarat dimulainya negosiasi damai untuk Suriah. AS dan sekutunya mengklaim Assad telah diminta turun oleh rakyatnya sebagai presiden. Adapun, Rusia dan sekutunya memilih rakyat Suriah wajib menentukan nasibnya sendiri lewat pemilihan umum.