REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua lembaga dakwah Universitas Indonesia (Salam UI) Rangga Kusumo berharap pemerintah mampu menyediakan lebih banyak lagi sarana atau fasilitas konseling untuk orang-orang yang memiliki kecenderungan seksual menyimpang. Terlebih pascahadirnya fenomena konseling untuk mahasiswa dengan kecenderungan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di lingkungan akademis.
Rangga menilai, sarana konseling sangat dibutuhkan untuk menghadapi fenomena LGBT yang tampaknya mulai marak. "Agar saudara-saudara kita yang sedang mengalami konflik batin dalam masalah seksual mudah mendapatkan akses untuk bercerita," ucapnya pada Republika.co.id, Sabtu (23/1).
Menurutnya, langkah tersebut dinilai lebih solutif dibanding harus mencerca atau mendiskreditkan kaum LGBT. "Karena mereka juga bagian dari masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Rangga juga meminta pemerintah lebih memperhatikan peran dari institusi keluarga dalam memberikan bimbingan terkait fenomena ini. Atas dasar itu, dia menilai perlu ada regulasi atau undang-undang tentang ketahanan keluarga guna mendorong perannya dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas, yang bersendikan pada nilai-nilai agama dan budaya ketimuran.
Oleh karena itu, Rangga berpendapat peran Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga perlu dioptimalkan untuk membantu upaya ketahanan keluarga dalam masyarakat dan pencegahan anak dari perilaku menyimpang. "Serta menguatkan prestasi belajar, pendidikan karakter, dan kepribadian," jelasnya.