Kamis 28 Jan 2016 17:03 WIB

Santri Pesantren tak Mudah Dicuci Otak Jadi Teroris

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Achmad Syalaby
 Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren 2010. Ilustrasi
Foto: Antara
Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren 2010. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan Pesantren saat ini telah mengajarkan agama Islam dengan benar dan mampu menangkal radikalisme. Mereka mengajarkan seluruh santri untuk menjadi mandiri bukan radikal.

"Sejak dulu pesantren telah melahirkan ulama yang menjadi agen sosial penyampai dakwah tentang bahaya radikalisme," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (28/1).

(Baca: Kitab Kuning Pesantren Cegah Terorisme).

Saleh menilai pesantren cukup efektif menghalau unsur radikalisme dan upaya-upaya perekrutan mereka menjadi teroris. Pengajar maupun santri senior biasanya mereka memantau tidak hanya perilaku santri sejak awal masuk hingga ibadah sehari-hari.

Pesantren saat ini mewajibkan tiga bahasa untuk komunikasi, Indonesia, Inggris dan Arab. Ini berguna sekali untuk menghindari mereka salah menangkap informasi dari warga asing. 

Dengan pengetahuan agama yang mereka miliki, Saleh yakin santri tak mudah di cuci otak untuk menjadi teroris. Hanya masyarakat awam yang masih mengidentikan teroris dengan santri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement