Jumat 29 Jan 2016 17:23 WIB

JK: Golkar Rehabilitasi Semua Kader yang Pernah Dipecat

 Wapres Jusuf Kalla memberikan pidato politik saat menutup Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Senin (25/1) malam.  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wapres Jusuf Kalla memberikan pidato politik saat menutup Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Senin (25/1) malam. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, semua pihak yang berselisih sepakat untuk merehabilitasi kader-kader Partai Golongan Karya (Golkar) yang dulu pernah dipecat oleh kedua belah pihak yang berseteru.

"Salah satu poin dalam persetujuan antara Ical (Aburizal Bakrie), Agung (Laksono), dan saya adalah merehabilitasi yang dipecat kedua belah pihak," kata Jusuf Kalla (JK) dalam konferensi pers di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (29/1).

Menurut JK, pelaksanaan rehabilitasi dari kader-kader yang pernah dipecat dilakukan sebelum musyawarah nasional dilakukan.

Kalla yang juga mantan ketua umum Partai Golkar menyatakan, langkah pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly untuk mengesahkan kembali kepengurusan Partai Golkar munas Riau dinilai sudah sesuai putusan Mahkamah Agung (MA).

Di tempat terpisah, Generasi Muda Partai Golkar meminta dilakukannya rehabilitasi terhadap kader-kader partai beringin yang dipecat pascadihidupkannya kembali kepengurusan Golkar hasil munas Riau oleh Menteri Hukum dan HAM.

"Karena munas Bali dan Ancol tidak disahkan, maka pemecatan kader dan segala sesuatunya dikembalikan di titik nol. Artinya, tidak ada pemecatan-pemecatan yang sudah terjadi," kata anggota Generasi Muda Golkar Ace Hasan Sadzily dalam konferensi pers Generasi Muda Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/1).

Ace mengatakan, kedua kubu yang berselisih di dalam Golkar juga telah menyatakan mendukung pemerintah. Karena itu, segala kebijakan yang diambil oleh dua kubu yang berselisih selama ini harus dianggap tidak berlaku lagi.

(Baca juga: Ketum Golkar tak Harus Saudagar Kaya)

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement