Senin 01 Feb 2016 13:45 WIB

APU Ajak Donatur Tinggalkan Riba dan Perbanyak Sedekah

Sedekah (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Sedekah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al Azhar Peduli Ummat kembali menggelar Kajian Bulanan untuk para donatur belum lama ini di Kampus Universitas Al Azhar Indonesia.

Mengusung tema “Riba Di Tengah Kita” kali ini APU menghadirkan pakar perencana keuangan Ahmad Gozali dan Direktur Eksekutif LAZ APU Bpk Sigit Iko Sugondo.

"Pertama yang harus kita yakini ialah, rezeki itu datangnya dari Allah. Kalau yakin dari Allah maka cara yang ditempuh untuk memperolehnya adalah dengan cara yang tidak dimurkai Allah yakni jauhi riba!" ujar Ahmad Gozali.

Dia melanjutkan, orang pemakan riba itu ibarat orang gila kesetanan. Dalam ayat Alquran disebutkan “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (Al-Baqarah ayat 275).

Kemudian dia juga memaparkan 6 contoh riba dan transaksi tidak halal dalam produk keuangan modern yang beredar saat ini seperti kredit bank, tabungan/deposito bank, asuransi, penjualan ijon, saham dan pertukaran uang/emas. Sebagai solusinya dia juga memberikan pilihan halal seperti reksadana syariah, bank syariah, BPR Syariah, asuransi syariah, toko emas dan listing properti.

"Kita harus membiasakan kebenaran, bukan membenarkan yang biasa. Jika ada kebiasaan praktek riba yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat, maka jangan dibenarkan. Ubah dan ganti ke sistem yang syar’i karena Allah sangat memurkai riba," kata dia. Menurut dia, dosa yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri.

Sebelumnya Bpk Sigit Iko Sugondo mengajak jamaah agar meninggalkan riba dan meningkatkan sedekah. Ia juga memaparkan secara gamblang tentang estafet kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

Minimnya pendidikan dan pola pokir masyarakat menjadi salah satu faktor kenapa kemiskinan bisa terjadi turun temurun ke generasi berikutnya terhadap sebuah keluarga.

"Ekonomi Islam harus menjadi solusi karena estafet kemiskinan harus dihentikan. Akidah dibangun, ukhuwah dikuatkan baru kemudian muamalah dijalankan."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement