REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pembicaraan damai Suriah memasuki hari kedua di Jenewa setelah pertemuan pertama pada Senin (1/2) antara oposisi dan diplomat PBB. Kelompok oposisi yang awalnya tidak akan berpartisipasi telah melakukan pertemuan.
Selama beberapa hari tidak jelas apakah oposisi akan berpartisipasi dalam pembicaraan atau tidak. Tim oposisi awalnya menuntut pencabutan pengepungan, mengakhiri serangan udara dan pembebasan tahanan sebelum datang ke Jenewa.
Perwakilan dari kelompok oposisi Suriah mengatakan, mereka telah mengadakan pertemuan positif dengan utusan khusus PBB Staffan de Mistura, Senin (1/2). Mereka menunggu hasil diskusi PBB dengan pejabat pemerintah pada Selasa (2/2) sebelum memutuskan apakah akan secara resmi bergabung dengan proses perdamaian.
Juru bicara oposisi Salim al-Muslat mengatakan, Rusia harus segera menghentikan serangan-serangannya terhadap pasukan oposisi.
"Kami datang ke sini untuk membicarakan Resolusi 2254 dengan utusan khusus, mengangkat pengepungan, menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh serangan udara Rusia di Suriah dan saya percaya kami menerima pesan yang sangat positif dari utusan khusus," katanya dilansir dari BBC News, Selasa (2/2).
Lebih dari 250 ribu orang tewas dalam perang di Suriah yang hampir lima tahun. Sebanyak 11 juta orang telah meninggalkan rumah mereka karena perang antara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan mereka yang menentangnya, serta militan ISIS.