REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengatakan BNPT harus mengklarifikasi kriteria pesantren yang diduga memiliki potensi radikal. Pesantren adalah sebuah institusi yang sudah lama melakukan dakwah yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
"BNPT jangan selalu mengidentikkan setiap lembaga yang mengajarkan fundamentalisme dicap teroris dan jangan sembarangan mengidentifikasi pesantren sebagai sarang teroris," ujar dia kepada Republika, Rabu (3/1).
Namun dia tetap mengapresiasi kerja sama antara Kemenag dan BNPT untuk terus memvaliditasi data terkait pesantren yang berpotensi radikal. Sehingga Ponpes yang masih memegang teguh pelajaran Islam moderat tidak kehilangan visi nasionalisme.
Maman juga mengingatkan jangan sampai ponpes ini sembarangan diobrak-abrik karena dianggap sebagai teroris. Dia tidak senang melihat Densus 88 yang melakukan kekerasan di depan anak kecil meskipun memang perang terhadap teroris itu hal penting juga.
Namun mereka tidak harus mengabaikan hak-hak untuk mengekspresikan agama dan aqidah. Langkah Kemenag untuk melakukan pembinaan tanpa adanya kekerasan sudah tepat.
Malah seharusnya Kemenag juga mengajak ormas-ormas Islam lainnya. Maman juga meminta BNPT untuk menganalisis keuangan pesantren. Karena dia mengkhawatirkan pesantren yang sebenarnya bagus karena adanya misi dari asing akhirnya berubah.
Dampaknya mengorbankan anak-anak Indonesia yang memiliki visi nasionalisme. Jangan karena kepentingan uang mereka mengorbankan anak-anak dan menjadi corong kelompok-kelompok radikal.
Terkait adanya afiliasi dengan jaringan asing, pesantren Indonesia tetap bisa menerima donasi selama itu digunakan untuk mendukung fasilitas pembelajaran pesantren.
Namun mereka tidak bisa menerima jika keuangan itu untuk mendanai pelatihan kemiliteran, menebar kebencian dan mendidik dai-dai utnuk menghancurkan Indonesia.
Maman juga mengingatkan jangan mencurigai pesantren karena teroris Indonesia berwajah Islam. Seolah-olah pesantren menjadi bibit-bibit terorisme.
BNPT harus adil mereka yang menjadi teroris bukan karena agama atau dorongan ideologi tetapi karena paham asing yang menginginkan dia menjadi corong gerakan terorisme.