REPUBLIKA.CO.ID, Ada pertanyaan apakah tepat menyebut kata tuhan sebagai padanan kata Allah. Bukankah kata tuhan diambil dari kata kepala dewa? Pakar tafsir Alquran Prof Dr Quraish Shihab dalam Harian Republika menuturkan penjelasannya sebagai berikut.
Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai Yang Mahakuasa, Maha Perkasa, dsb. Demikian Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskannya. Dalam sekian banyak terjemahan Alquran, kata Ilaah biasanya diterjemahkan dengan tuhan/Tuhan.
Pakar Alquran, antara lain, Almaraghi, ketika menafsirkan surah al-Fatihah, menyatakan bahwa Ilah adalah sesuatu yang disembah, baik penyembahan itu hak dan benar maupun tidak. Sedangkan, Allah adalah "nama" bagi Tuhan yang berhak disembah. Dengan demikian, Allah juga Tuhan, walaupun bukan semua yang diyakini tuhan adalah Allah.
Di sini kalimat "yang wajib" diletakkan dalam kurung untuk mengisyaratkan bahwa sebenarnya ada tuhan selain-Nya, tapi yang selain-Nya itu tidak wajib disembah. Karena pada hakikatnya, ia tidak Maha Esa, wujudnya pun tidak mesti ada.
Walaupun kata Ilaah maknanya seperti yang dikemukakan di atas, tapi Alquran menggunakannya untuk menunjuk kepada Yang Maha Esa dan Mahakuasa itu. Bacalah, misalnya, Firman-Nya: 'Ilah (Tuhan) kamu adalah Ilaah (Tuhan) yang Esa, Tiada Tuhan selain Dia (QS 2:163). Alquran menggunakan kata Ilaah tidak kurang dari 111 kali.