Ahad 07 Feb 2016 07:25 WIB

Kunjungan Obama ke Masjid Terlambat

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Obama
Obama

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Untuk pertama kali sepanjang masa pemerintahannya, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengunjungi masjid di Amerika. Kunjungan tersebut mengundang berbagai reaksi, mulai dari kritik sesama politisi, hingga antusiasme masyarakat terutama Muslim.

Namun sebagian besar masyarakat, dilansir dari Los Angeles Times, tidak terlalu peduli. Kunjungan tersebut bukannya tidak berarti. Situasi merugikan bagi Muslim saat ini, dengan datangnya simpati dan Obama ke masjid sangat diapresiasi. Apa yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kunjungan Obama ke masjid harus menunggu pada tahun ke-tujuh masa jabatannya?

Berkaitan dengan hal itu, di media sosial cukup ramai respon menggunakan hashtag atau tagar ‘TooLateObama’.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dan kelompok-kelompok Muslim lainnya sebelum ini telah mendesak Obama untuk melakukan kunjungan ke masjid selama bertahun-tahun. Pasca peristiwa rubuhnya menara kembar World Trade Center oleh kelompok radikal tahun 2001 silam dengan cepat direspon presiden menjabat saat itu, George W. Bush. Bush, dalam beberapa hari pascaserangan segera mengunjungi masjid dan memberikan pidato mencegah tumbuhnya sentimen anti-Islam. Berbeda dengan Obama, yang menunggu bertahun-tahun.

Kunjungan tersebut, terutama di Baltimore dan Amerika Serikat, sangat diapresiasi oleh Muslim Amerika. Perwakilan Komunitas Islam Baltimore cabang Maryland, Zainab Chaudry, mengungkapkan apresiasinya.

“(Kunjungan ini, red) adalah langkah signifikan ke arah yang lebih baik, dan semoga dapat mendorong para politisi dan pemimpin keagamaan mengikuti langkah Obama meredam Islamofobia yang meningkat,” ujar Chaudry.

Sementara di luar Amerika Serikat, pidato Obama yang didengungkan sebagai ‘kehangatan bagi Muslim’ itu—dilihat dari respon masyarakat media sosial—tidak terlalu memiliki efek.

“Sebagai kata-kata, itu terdengar sangat indah tetapi apa yang dilakukan (Amerika Serikat, red) tetap saja buruk, seperti apa yang sudah terjadi,” komentar penduduk Kabul yang juga staf Kementerian Pendidikan Afghanistan, Mohammad Modaser.

Akan tetapi pidato Obama, oleh beberapa orang di luar Amerika Serikat, tetap menarik perhatian mereka. Terutama umat Islam. Mereka menghargai pidato Obama yang mendukung Muslim, dan ada pula yang berharap pidato tersebut dapat meningkatkan toleransi beragama.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement