REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sebuah pemerintahan konsensus Libya akhirnya terbentuk.
"Pemerintah baru Libya memiliki 13 menteri dan lima menteri negara, termasuk tiga perempuan,’’ seorang sumber mengatakan kepada Al Arabiya, Ahad (14/2) malam.
Sumber tersebut menambahkan, Al-Mahdi Al-Barghuthi yang membelot dari pasukan rezim Libya untuk bergabung dengan pemberontak terpilih sebagai menteri pertahanan baru negara itu. Kemudian Al-Arif Al-Khojah terpilih sebagai menteri dalam negeri Libya yang baru dan Mohamed Siala ditunjuk menjabat sebagai menteri luar negeri negara itu.
Libya mengalami kekacauan sejak 2011 yaitu saat presidennya Muammar Qaddafi digulingkan. Kemudian dua kubu pemerintahan Libya saling bersaing dan kelompok bersenjata berjuang menguasai negara kaya minyak tersebut.
Sebuah aliansi milisi menyerbu Tripoli pada Agustus 2014, mendirikan pemerintah dan dewan perwakilan sendiri dan menyebabkan pemerintahan yang diakui melarikan diri ke wilayah terpencil negara tersebut.
Januari lalu, parlemen menolak pemerintah persatuan yang didukung perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dengan 32 anggota. Parlemen mengatakan usulan pemerintahan persatuan itu terlalu besar.