Kamis 18 Feb 2016 19:47 WIB

FTA Dorong Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Industri tekstil nasional
Foto: Rezza Estily/Antara
Industri tekstil nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, pemerintah Indonesia harus segera menyelesaikan free trade agreement (FTA) dengan beberapa negara untuk meningkatkan penetrasi pasar ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT). Pasalnya, FTA ini sangat dinantikan oleh investor asing maupun lokal untuk memberikan kepastian akses pasar yang lebih baik. 

Ade mencontohkan, FTA dengan Jepang telah meningkatkan kinerja industri TPT setiap tahunnya. Posisi produk tekstil Indonesia di Jepang pada 2014 yakni sebesar 6,3 persen dan nilai ekspornya mencapai 1,4 juta dolar AS.

"Secara keseluruhan, ekspor TPT Indonesia masih kalah dengan Vietnam karena negara tersebut sudah punya FTA dengan Kanada, Uni Eropa, dan Amerika Serikat," ujar Ade di Jakarta, Kamis (18/2).

Ade menjelaskan, pangsa pasar produk TPT Indonesia di Uni Eropa dan Amerika Serikat cenderung menurun karena belum ada negosiasi FTA. Saat ini pemerintah sedang melakukan kajian terhadap dua skema perdagangan yakni Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa dan Trans Pacific Partnership (TPP) dengan Amerika Serikat. 

Menurut Ade, jika Indonesia bergabung dalam RCEP maka dapat meningkatkan ekspor sebesar 17,8 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,3 juta orang pada 2025.

"Seiring dengan peningkatan ekspor maka serapan tenaga kerja akan naik. Namun, apabila FTA ini tidak terwujud maka ekspor akan berkurang dan lapangan kerja tidak bertambah," kata Ade.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement