REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan operasi pasar untuk menekan harga daging sapi yang mahal di pasaran saat ini. Bersama dengan PT Berdikari, total 4 ton daging sapi dijual seharga Rp 80 ribu per kg di saat harga daging sapi di pasaran masih mencapai Rp 110 ribu per kg. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan, harga yang mahal di pasaran saat ini adalah akibat dari rantai pasokan daging sapi yang terlalu panjang dan banyak pihak di tengah rantai pasok yang membuat harga jual jauh lebih mahal.
"Ini menunjukkan bahwa rantai pasok kita harus dibenahi. Manfaatnya adalah harga di tingkat petani naik Rp 5.000 per kg tapi di tingkat konsumen turun Rp 30 ribu per kg," kata Amran di sela operasi pasar di acara Car Free Day Jakarta, Ahad (21/2).
Amran menyebutkan, daging sapi yang dijual saat merupakan daging yang dipasok dari peternak sapi di 5 provinsi dan diantar ke Jakarta menggunakan kapal ternak. Ia mengklaim, dengan adanya kapal ternak maka biaya transportasi bisa tertekan sebesar 80 persen dan memangkas mata rantai pasokan yang sebelumnya 8 pihak, kini menjadi 4 pihak saja.
"Kalau seluruh Indonesia kita jual, turun Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu maka konsumen menikmati Rp 12 triliun dan petani bisa menikmati. Katakanlah naik Rp 5.000 di tingkat petani. Kami dengar sampai pedesaan, harganya Rp 21 ribu sapi hidup. Sekarang naik jadi (Rp) 30 (ribu), 29, 30, 31, terakhir di Kupang 33," kata dia.
Ia melanjutkan, pekan depan 500 ekor sapi akan tiba di Jakarta. Sapi ini berasal dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Bahkan, kara Amran, NTT sudah bersiap mengirim 50 hingga 60 ribu sapi per tahunnya.
"Kita ingin mengubah struktur pasar yang ada. Ini baru 1 kapal, nanti ada 7 kapal untuk angkut sapi. Sapi kami minta, semua sapi yang diangkut 500 ekor ini kami harap harganya 85 ribu tiba di pasar. Ini jalan terus," kata dia.