Rabu 24 Feb 2016 17:26 WIB

Delegasi AII Kunjungi Masjid Syuhada

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Achmad Syalaby
Masjid Syuhada Kota Baru, Yogyakarta.
Foto: http://arsip.tembi.net
Masjid Syuhada Kota Baru, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Delegasi progam filantropi Australia and Indonesia Institute (AII) mengunjungi Masjid Syuhada, Kota Baru, Yogyakarta, Rabu (24/2). Dalam kunjungan tersebut, delegasi yang berjumlah 15 orang itu menyempatkan diri untuk mempelajari program sosial masjid.

Wakil Ketua Umum Yayasan Masjid Syuhada Yogyakarta, Muhammad Hanief  menjelaskan, hingga saat ini pengembangan masjid dilakukan secara bertahap. Sebagai percontohan masjid paripurna tingkat nasional, Syuhada fokus pada program sosial pendidikan Islam.

Selain taman kanak-kanak (TK) dan SD islam, Masjid Syuhada juga memiliki pondok pesantren. Ada pun asrama yang terletak tepat di dekat Masjid Syuhada Kota Baru berkapasitas 15 orang. 

Ada pula pondok yang terintegrasi dengan STAI Masjid Syuhada di Kampung Pringgokusuman, Kota Yogyakarta. “Sekarang kami juga sedang membangun pondok pesantren baru di wilayah Kabupaten Sleman,” kata Hanief saat menerima kunjungan di Kantor Pusat Yayasan Masjid Syuhada.

Adapun pendidikan non formal berupa pembinaan dan kajian bagi beberapa kelompok majelis taklim. Termasuk pendidikan bahasa arab yang terbuka bagi masyarakat umum. Di luar itu, Masjid Syuhada juga memiliki program sosial di bidang kesehatan dan ekonomi. 

“Setiap dua minggu sekali kita mengadakan pelayanan kesehatan dari Lazis (Lembaga Zakat Infak Sedekah) untuk semua orang,” tutur Hanief. Layanan ini ditujukan bagi masyarakat luas, tanpa memandang latar belakangnya. Salah satu sarana pendukung Masjid Syuhada juga berupa Lazis dan BMT yang terletak di samping masjid.

Perwakilan AII, Philip Keir meyampaikan, pada kesempatan ini ia senang bisa memperlajari program-program sosial yang dimiliki oleh lembaga keagamaan. Antara lain Masjid Syuhada.

“Kita juga kan punya program charity untuk kesehatan dan pendidikan. Di sini manajemennya sudah bagus juga, jadi bisa sama-sama belajar,” tuturnya. Philip mengaku terkesan dengan sistem pendidikan keagamaan yang doterapkan di Syuhada. Pasalnya, sistem tersebut bisa jalan berdampingan dengan kurikulum yang diterapkan secara nasional.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement