Kamis 25 Feb 2016 13:50 WIB

Siswi MTs Ciptakan Alat Pembasmi Bakteri Sapi Perah

Rep: christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja memerah susu sapi di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9).   (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memerah susu sapi di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penyakit mastitis pada sapi perah selama ini menjadi momok bagi para peternak. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus ini mengakibatkan susu hasil perahan jadi menggumpal dan kualitas menurun.

Namun kini para peternak bisa bernafas lega karena siswi MTsN 1 Malang berhasil menciptakan alat pembasmi bakteri sapi perah. Alat tersebut dikreasikan oleh Nalita Livia Chandradevi (13) dan Amelia Putri Wulandari (14). Menurut Nalita alat ini juga menjadikan susu sapi perah lebih aman dikonsumsi.

"Selama ini peternak menyuntikkan antibiotik ke sapi untuk melenyapkan bakteri akibatnya susu jadi mengandung bahan kimia," jelas siswi kelas 8 ini.

Rekannya, Amelia, menerangkan alat pembasmi bakteri ini sangat mudah dioperasikan. Peternak cukup menempelkan alat pada kelenjar susu sapi setiap pagi dan sore selama empat hari berturut-turut. Lamanya penempelan hanya beberapa menit tergantung tingkat keakutan penyakit.

Inovasi ini sukses mengantar Nalita dan Amelia meraih medali emas pada ajang Indonesian Scientific Project Olympiad (ISPO) 2016 di kategori teknologi. Lomba itu dihelat di Semarang pada 20-21 Februari lalu. Menurut guru pembimbing MTsN 1 Malang, Lailatul Chusniah, alat tersebut sudah teruji secara ilmiah di laboratorium Universitas Brawijaya. Pengujian lapangan juga sudah dilakukan di peternakan sapi Dau dan Pujon, Malang selama dua pekan.

Biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat pembasmi bakteri ini pun tidak mahal. Total biaya yang dibutuhkan untuk merakit satu unit alat pembasmi bakteri hanya Rp 400 ribu rupiah. Harga ini tentu sangat terjangkau bagi para peternak yang ingin memanfaatkannya. Apalagi bentuknya yang hanya seukuran kotak sepatu memudahkan pengguna membawanya ke mana saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement