REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat baik tak selalu berbuah kebaikan. Sering kali air susu dibalas dengan air tuba. Perumpamaan ini sesuai dengan kisah yang dialami oleh salah satu sahabiyah Rasulullah SAW.
Namanya Ummu Waraqah al-Anshariyah. Sesuai namanya, ia berasal dari golongan Anshar. Dia termasuk dalam kelompok perempuan pertama yang masuk Islam dan ikut dibaiat oleh Rasulullah SAW.
Ummu Waraqah sangat mencintai Alquran. Ia merupakan penghafal Alquran dan sangat bagus serta indah dalam melantunkannya. Ia juga terkenal sebagai wanita ahli ibadah. Karena ketaatannya, Rasulullah menyuruh ia menjadikan rumahnya sebagai masjid tempat shalat.
Hidupnya didedikasikan untuk kemajuan agama Allah SWT. Tak heran jika ia memiliki semangat yang begitu tinggi untuk menegakkan agama Islam. Bahkan, ia selalu bermimpi dan bercita-cita untuk mati syahid di jalan Sang Khalik. Ummu Waraqah pun tak pernah gentar dan takut selama berjuang di jalan kebenaran.
Semangat Ummu Waraqah dalam membela Islam tak perlu diragukan. Ketika Nabi Muhammad SAW hendak berangkat menuju Perang Badar, ia berkata, "Wahai Rasulullah SAW, izinkan aku ikut berperang bersamamu."
Ummu Waraqah ingin bergabung dalam pasukan perang dan mengobati orang-orang yang terluka. Ia berharap, Allah mengaruniakan syahid bagi dirinya.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Tinggallah engkau di rumahmu. Sesungguhnya Allah akan mengaruniai dirimu pahala syahid."
Ummu Waraqah dikenal dengan nama asy-Syahidah. Jika Rasulullah hendak mengunjunginya di rumah, Beliau bersabda kepada para sahabat, "Mari kita pergi mengunjungi asy-Syahidah (wanita yang mati syahid)."
Kebiasaan Rasulullah mengunjungi Ummu Waraqah dilanjutkan oleh para sahabat. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab sering mengunjungi Ummu Waraqah.