REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2016 telah digelar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (26/2). Pada hari pertama perhelatan acara tersebut, sejumlah pelajar sengaja datang untuk berburu buku pelajaran dan novel-novel Islami karya penulis-penulis ternama, seperti Tere Liye dan Habiburahman el shirazy.
Nurul Azahda (15 tahun), siswi Madrasah Sanawiah An-Nur, Bekasi, Jawa Barat, mengatakan, dia baru pertama kali datang ke acara IBF. Menurut dia, acara-acara seperti IBF memang sangat dibutuhkan oleh kalangan pelajar. "Karena selain buku-bukunya bagus dan berkualitas, harganya cukup murah," jelasnya pada Republika.co.id.
Siti Zuhro (15), yang juga siswi Madrasah Sanawiah An-Nur, beranggapan senada dengan temannya. Ia juga mengaku baru pertama kali menghadiri acara IBF dan tak ingin menyia-nyiakannya. "Karena sekali datang, kita bisa cari buku Islam apapun yang kita mau. Mulai dari buku seperti cara cepat menghapal Alquran sampai novel-novel Islami," ucapnya.
Mereka berdua bersepakat, bahwa yang paling penting dari penyelenggaraan IBF adalah momen untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, khususnya kalangan pelajar. "Karena yang tadinya malas baca, pas datang ke sini dan liat buku-buku bagus, mungkin akan termotivasi untuk baca," tutur Siti.
Widya Siti Azzahra (16) siswi Madrasah Aliah Negeri 1, Tangerang Selatan, yang juga datang pada hari pertama IBF mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda. Ia bersama teman-temannya sengaja datang untuk berburu buku-buku Islami.
Menurut dia, berburu beragam buku Islami merupakan bentuk keseruan tersendiri. "Karena sebelumnya saya tidak terbayang kalau buku-buku bernuansa Islam, kalau dikumpulkan, ternyata sangat kaya," ucap Widya.
Kekayaan buku-buku Islami, kata dia, menjadi kekuatan tersendiri untuk menarik minat masyarakat membaca. "Karena mereka kan bisa memilih mau baca apa. Di sana (IBF) ada novel, buku hadis, Alquran, dan macam-macam lainnya," katanya.