REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur, Mariu Jelamu mengatakan tidak ada persiapan khusus menyambut wisatawan yang ingin menyaksikan gerhana matahari total maupun sebagian di daerah-daerah wisata yang ada.
"Kita menyerahkan semua kegiatan itu kepada pihak Himpunan Pramu Wisata dan Asosiasi Travel Indonesia wilayah NTT untuk menerima dan memediasi kegiatan fenomena alam langka itu guna diatur sesuai dengan jadwal dan agenda para wisatawan," katanya kepada Antara di Kupang, Senin (29/2).
Ia mengatakan hal itu usai Diskusi Terfokus "Peran Perbankan Dalam Mendukung NTT sebagai Provinsi Pariwisata" yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT di Kupang terkait kesiapan Pemda NTT menyambut wisatawan pada momentum itu tanggal 9 Maret 2016.
"Prinsipnya Pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang mendapat perhatian pemerintah pusat maupun daerah diantaranya dengan kebijakan bebas visa bagi 94 negara yang diberlakukan mulai 2016," katanya.
Kebijakan itu tidak lain adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan perolehan devisa negara dengan satu harapan makin banyak wisman datang ke wilayah NKRI termasuk ke NTT untuk menikmati berbagai objek wisata menarik dan unik yang tersebar di seluruh daerah ini.
"Diharapkan dengan kebijakan-kebijakan tersebut menjadi daya dorong bagi para wisatawan untuk mengunjungi daerah-daerah yang memiliki destinasi unggulan dan diinginkan para wisatawan mancanegara maupun nusantara," katanya.
Sehingga katanya target yang ditetapkan NTT untuk meraih 88 ribu atau 10 persen dari total kunjungan wisatawan ke NTT 2016 sebanyak 880 ribu orang bisa tercapai.
Artinya jika pada 2015 lalu, wisatawan mancanegara yang datang ke NTT mencapai 80.000 orang dan wisatawan domestik mencapai hampir 370.000 orang, maka tahun ini ditingkatkan 10-15 persen dari total yang diraih tahun lalu.