REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Rangkaian ledakan yang terjadi di Irak pada Senin (29/2) menyebabkan puluhan orang tewas. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Aljazirah melaporkan, serangan di Miqdadiyah menargetkan pemakaman anggota Syiah terkenal Beni Tamim yang merupakan salah satu suku utama di Diyala. Ketua Komite Keamanan Diyala Sadiq al-Husseini mengatakan seorang komandan dari Asaib Ahl al-Haq dan dari Badr lainnya tewas dalam ledakan.
ISIS mengatakan seorang pengebom bunuh diri meledakkan sabuk peledak dan menargetkan pertemuan anggota milisi. Pernyataan mencantumkan nama-nama dari beberapa orang yang diduga tewas.
Para pejabat di Diyala memohon untuk tenang atas serangan ini. Ketua Dewan Distrik Miqdadiyah Ali al-Tamimi mengatakan warga harus bergandeng tangan untuk keluar dari krisis ini.
Senada dengan al-Tamimi, Gubernur Diyala Muthanna al-Tamimi mengatakan Miqdadiyah tak akan jatuh dalam perangkap perselisihan sektarian yang dipromosikan beberapa politisi.
Serangan di Miqdadiyah terjadi hanya beberapa jam setelah 16 tentara di Irak dan tentara suku di desa Fallujah. Sementara pada Ahad, serangan dua bom pinggir jalan juga menargetkan pasar di kota Sadr. Insiden menewaskan 70 orang.