Jumat 04 Mar 2016 20:50 WIB

Menhan: Indonesia Terancam Teroris Hingga Narkoba

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/12).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/12). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan ancaman keamanan yang dihadapi oleh Indonesia bukanlah militer dari negara lain, melainkan dari teroris, bencana gempa bumi, gerakan separatis, hingga narkoba.

"Nomor satu teroris, kedua bencana alam, " katanya di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (4/3).

Terorisme, kata Ryamizard, merupakan ancaman yang nyata di depan mata untuk memecah NKRI. Yang berkaitan dengan geografis, ia menjelaskan Indonesia memiliki ancaman gempa bumi yang bisa menimbulkan tsunami.

Selain itu, wilayah Indonesia yang lebih banyak kawasan perairannya menimbulkan ancaman pelanggaran wilayah dengan tujuan pencurian ikan.

Sementara ancaman yang mendekati perang militer adalah gerakan separatis kelompok-kelompok kecil yang melakukan pemberontakan. Purnawirawan jenderal TNI tersebut mengingatkan domplengan kepentingan negara lain dalam kelompok separatis tersebut.

"Tidak ada pemberontakan kalau tidak disokong negara lain, itu prinsipnya," kata Ryamizard.

Ancaman berikutnya ialah wabah penyakit yang menyebar di negara-negara dunia. Ia menyangsikan apakah wabah penyakit tersebut memang benar terjadi secara alami atau memang sengaja dibuat.

"Mulai dari Ebola hingga belasan ribu yang mati, kemudian Mers, belum lagi Zika. Itu memang bisa asli penyakit atau memang dia sudah dibuat," kata dia.

Selanjutnya adalah bahaya serangan "cyber" yang juga harus diwaspadai dengan membentuk pasukan khusus. "Yang terakhir ini bahaya narkoba, sama saja dengan teroris ini," kata dia.

Menurut Ryamizard bahaya narkoba mengancam generasi muda Indonesia untuk di masa mendatang. Terlebih, dengan peningkatan kasus narkoba yang mencapai 13 persen selama lima tahun terakhir.

Sedangkan ancaman dari negara lain, Indonesia nyaris tidak memiliki indikasi ancaman tersebut. Di negara-negara ASEAN kecil kemungkinan terjadi konflik senjata karena memiliki kesepakatan untuk memecahkan permasalahan lewat diskusi.

Adapun dengan negara-negara barat, Indonesia bersikap independen dengan tidak bergabung dalam blok atau sekutu sejumlah negara berkuasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement