REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya meningkatkan daya saing industri UMKM melalui gelaran Jatim Fair 2016.
Acara akbar ini digelar oleh Debindo Mitratama bekerja sama dengan Grand City Mall pada 6-16 Oktober 2016 mendatang.
Asisten II Bidang Perekonomian Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo, mengatakan, pameran tersebut digelar untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-71 Jawa Timur. Dalam acara tersebut, Pemprov Jatim memberikan kesempatan kepada pengusaha khususnya UMKM untuk memamerkan produknya agar dapat berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Banyak peminat dari luar negeri mengunjungi Jatim Fair. Tahun lalu permesinan manufaktur dari Malaysia, kita akan rebut kembali itu,” kata Hadi dalam acara Gathering Jatim Fair 2016 di Grand City Surabaya, Senin (7/3).
Hadi menjelaskan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada Jatim Fair 2016 ini, Pemprov Jatim akan memperbesar konsep pameran business to business (B to B). Selama ini, transaksi B to B hanya sekitar 15-20 persen dari transaksi ritel.
Dia menyebutkan, setiap tahun nilai perdagangan Jatim ke luar negeri mencapai Rp 200 triliun. Sehingga, Jatim Fair akan menjadi ajang yang potensial bagi Pemprov Jatim untuk meningkatkan transaksi dan perdagangan bagi kota-kota di Jawa Timur dengan provinsi lain atau negara lain.
Pada perhelatan Jatim Fair 2015, total transaksi mencapai Rp 54,9 miliar, dengan total 561 stan. Pengunjung Jatim Fair 2015 lebih dari 202 ribu orang. Sedangkan tahun ini, total stan ditargetkan mencapai 600 unit.
Untuk meningkatkan transaksi B to B, Pemprov Jatim menggandeng Southeast Asia Business Center (SBC). Nantinya, SBC akan memasarkan produk-produk Jatim ke pasar di Asia Tenggara maupun global. Salah satu caranya melalui perhelatan Jatim Mart di Singapura, Cina dan Vietnam.