REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Udang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya yang terus didorong untuk ditingkatkan produksinya. Salah satu jenis udang yang merupakan komoditas asli Indonesia adalah udang windu.
Udang windu selain memiliki peluang pasar yang masih terbuka lebar, juga memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan udang vaname. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, angka produksi naik dari 2010 sampai 2014 sebesar 4,81 persen per tahun, dari 125.519 ton pada tahun 2010, menjadi 131.809 ton pada tahun 2014
“Udang windu merupakan udang asli Indonesia yang harus tetap dikembangkan. Meskipun saat ini, produksinya masih kalah dengan udang vaname, tetapi pasar untuk udang windu masih terbuka lebar, sehingga tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang kontinyu," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Kamis (10/3).
Slamet menjelaskan, angka sementara produksi udang windu pada tahun 2015 mencapai 201.312 ton atau 20 persen dari total produksi udang nasional. Produksi udang windu sebagian besar disumbang dari budidaya dengan sistem tradisional hingga tradisional plus seperti yang dilakukan di Kalimantan Timur ini.
Cara budidaya dengan sistem ini, lanjut Slamet, mendapat dukungan karena selaras dengan keberlanjutan. Ke depan, pemerintah akan melanjutkan dukungannya dengan membenahi saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi yang menjadi sentra produksi udang windu nasional.