REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah pertunjukan teatrikal "meramalkan" masa depan di mana Muslim menjadi presiden Prancis dipenuhi oleh penonton. Dilansir dari International Business Times, Rabu (9/3) lalu, tiket menonton penampilan naskah hasil adaptasi novel berjudul Submission tersebut laris manis diburu pencinta drama di Jerman.
Karya penulis Prancis, Michel Houllebecq, tersebut menceritakan tentang dunia imajinasi kebalikan dari situasi saat ini. Houllebecq mengisahkan, distopia di mana kebudayaan sekuler Prancis ditekan oleh Islam, dan mengangkat tema-tema kontroversial yang digaungkan oleh warga Jerman setelah arus imigran Muslim tiba di negara tersebut.
"Ini seperti sebuah cerita yang sangat sesuai dengan situasi saat ini karena semua orang, dengan caranya masing-masing, menemukan sebuah titik dalam topik yang mereka pikirkan," kata salah satu aktor dalam drama tersebut, Edgar Selge.
Submission menceritakan sebuah situasi di Prancis, masa depan di mana partai Muslim menggeser nilai-nilai tradisional dengan bantuan orang-orang sayap kiri yang begitu putus asa menghadapi paham sayap kanan. Buku tersebut menggambarkan perang kebudayaan yang tengah terjadi saat ini, antara tradisi negara-negara Barat Eropa dan budaya Islam.
Novel tersebut dirilis pada 7 Januari 2015 lalu di Prancis, kebetulan bertepatan dengan penyerangan yang terjadi pada majalah satire Charlie Hebdo. Buku tersebut segera menjadi best seller di Prancis, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman satu minggu setelah dirilis.
Drama adaptasi novel itu kemudian digelar di Hamburg, Dresden, dan Berlin, beberapa bulan setelah perilisan bukunya.
Terkait dengan imigran, Jerman telah menerima kedatangan lebih dari satu juta pengungsi sepanjang 2015. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dari konflik di Irak, Suriah, dan negara-negara Timur Tengah Lainnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika