Jumat 11 Mar 2016 14:49 WIB

Presiden: Indonesia Berpotensi Kembangkan Energi dan Pangan

Red: M Akbar
Presiden Joko Widodo memberkan sambutannya saat persmian secara simbolik 11 Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (9/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo memberkan sambutannya saat persmian secara simbolik 11 Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia memiliki potensi besar mengembangkan dua sektor yang dibutuhkan dunia yakni energi dan pangan untuk memajukan ekonomi Tanah Air.

"Kita punya potensi keduanya, masalah pangan kita belum dikelola dengan baik. Kita harus punya strategi," kata Presiden dalam kuliah umumnya saat Lustrum ke-8 Universitas Sebelas Maret Solo, pada Jumat (11/3).

Presiden menegaskan Indonesia memiliki wilayah yang begitu luas untuk pengembangan penanaman padi guna mencapai ketahanan pangan.

Jokowi menjelaskan sewaktu kunjungannya ke wilayah pelosok di Kota Merauke, Papua, dirinya melihat tanah yang dapat digarap untuk pertanian masih sangat luas dengan pasokan air yang berlimpah. Presiden menjelaskan jika pemerintah dapat menggarap lahan tersebut menjadi pertanian padi, maka dapat melebihi produksi nasional saat ini.

"Masih dua jam dari Merauke, saya melihat hamparan datar luas dan ada air dan 4,2 juta hektare. Setelah saya hitung kalau itu ditanami padi semuanya itu sudah lebih dari produksi nasional kita sekarang," jelas Presiden yang menceritakan kunjungannya ke pedalaman di Papua.

Selain itu, Presiden juga menjelaskan banyak terdapat sumber energi di seluruh wilayah Indonesia. "Kita punya semuanya. Hanya sekali lagi kesempatan itu sering hilang karena manajemen strategi, manajemen ekonomi kita tidak kita rancang secara baik," kata Presiden.

Presiden mengatakan pertanian Indonesia perlu menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Jokowi mengajak seluruh pihak, terutama perguruan tinggi untuk dapat melihat tantangan di masa depan dan menyiapkan solusi ke depan untuk mendayagunakan sumber daya alam sebaiknya untuk kemakmuran negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement