REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, Ani Yudhoyono melayat ke rumah duka almarhum Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Komite III Sulistyo, di Karangingas Raya no. 8 Semarang, Jawa Tengah.
SBY tiba pukul 11.10 WIB bersama rombongan. Kedatangan SBY mengagetkan sekitar seribuan pelayat yang akan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum sulistyo.
Tak berselang lama, Jenazah tiba di rumah duka pukul 11.25 WIB dan langsung dilakukan sholat jenazah untuk mendoakan almarhum DR. Sulistiyo.
Terlihat kesedihan yang mendalam, saat SBY, Ibu Ani dan Ibas membaca Al Fatihan bersama. "Hubungan kami begitu dekat dengan almarhum, " Ujar SBY, Selasa (15/3).
SBY mengatakan telah kehilangan salah seorang putera bangsa terbaik, seorang yang sangat mencitai guru, berjuang untuk nasib kesejahteraan dan kemampuan guru.
"Saya selama sekitar tujuh tahun bersama-sama almarhum pak Sulistyo memikirkan, pendidikan, kesejahteraan guru, dan peningkatan kemampuan," katanya.
SBY menambahkan tidak hanya keluarga dan jajaran PGRI yang kehilangan sosok Sulistyo, tapi juga bangsa dan negara. SBY mendoakan almarhum agar tenang di sisi Tuhan Yang Maha ESa. Dan semua keluar dan teman-teman yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
"Dan teman-teman keluarga besar PGRI, semoga cita-cita almarhum untuk memperjuangkan nasib dan masa depan guru se-Indonesia dikabulkan Allah SWT. Demikian yang ingin saya sampaikan pada hari yang penuh duka bagi kita ini," tutur SBY.
Sejumlah tokoh Partai Demokrat ikut mendampingi SBY, seperti Hinca Pandjaitan (Sekjen PD), Edhie Baskoro Yudhoyono (Ketua Fraksi PD), Agus Demokrat (Politisi Demokrat), Roy Suryo (Waketum Demokrat), Cornel Simbolon (Waketum Demokrat).
Kebakaran terjadi di ruang tabung Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama RSAL Mintohardjo, Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).
Kebakaran menciptakan asap putih lebat dan Sulistyo yang berada di dalam ruangan perawatan untuk melakukan terapi hiperbarik atau terapi oksigen bertekanan tinggi menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Lintar Satria