REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepengurusan rekonsiliatif Partai Golkar diperkirakan selesai pekan ini. Hal itu setelah Aburizal Bakrie dan Agung Laksono menggelar pertemuan, Selasa (15/3) malam. Dalam pertemuan itu, dikabarkan keduanya sudah menyepakati kepengurusan rekonsiliatif yang dibentuk untuk mengakomodir kubu Ancol.
Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bentuk kepengurusan rekonsiliatif ini didasarkan atas keputusan Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan musyawawah nasional Bali. Menurutnya, sudah seharusnya kepengurusan rekonsiliatif mengakomodir nama-nama dari kepengurusan Ancol yang sudah dibatalkan Surat Keputusan Pengesahannya oleh Menteri Hukum dan HAM.
Dari kepengurusan rekonsiliatif ini, sejumlah nama masuk. Di antaranya, di posisi Ketua Umum Agung Laksono dan Yorrys Raweyai, posisi Ketua DPP ada Agun Gunandjar Sudarsa dan Agus Kartasasmita, Zainuddin Amali, dan Melchias Mekeng.
“Pokoknya ad sejumlah nama-nama 8 sampai 10 masuk sebagai bentuk kepengurusan islah atau Bali yang mengakomodir pihak Ancol yang dinyatakan kalah,” ujar Bamsoet di kompleks parlemen Senayan, Rabu (16/3).
Setelah kepengurusan rekonsiliatif ini terbentuk, Partai Golkar akan segera menggelar rapat pleno DPP. Bamsoet berharap, rapat pleno DPP dilaksanakan pekan ini. Saat dikonfirmasi soal masuknya beberapa nama dalam kepengurusan rekonsiliatif, Agun Gunandjar Sudarsa mengaku belum mendapat kabar tersebut. Agun mengatakan, dirinya justru mengetahui perihal dirinya masuk kepengurusan rekonsiliatif dari media.
Namun, bagi Agun, pihaknya hanya berharap Agung Laksono dan Ical tetap konsisten pada keputusan rapimnas untuk menggelar munas luar biasa. Mengingat tahapan pilkada serentak tahun 2017 makin dekat. “Yang terpenting buat saya adalah Pak ARB (Ical) dan AL (Agung Laksono) konsisten dengan keputusan Rapimnas untuk melaksanakan munaslub secepatnya,” tegas Agun.