REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demonstrasi yang dilakukan oleh para pengemudi taksi terhadap transportasi berbasis aplikasi memacetkan Jakarta. Hal ini pun membuat salah satu transpotrasi online, Uber sedikit memodifikasi aturannya.
Lewan akun twitter resminya @Uber_JKT mereka menonaktifkan surge pricing yang biasa diterapkan.
"Jakarta, kami ingin membantumu beraktivitas dengan lancar. Hari ini, kami telah menonaktifkan Surge untuk membantumu sampai ke lokasi tujuan," tulis @uber_JKT yang dikutip pada Selasa (22/3).
Surge pricing adalah insentif yang diberikan bagi driver uber ketika mengantarkan penumpang ke lokasi tujuan. Mekanisme surge pricing yang diusung Uber bertujuan untuk menaikkan tarif layanan di beberapa daerah tertentu ketika mereka kesulitan untuk memenuhi jumlah permintaan layanan dari masyarakat.
Seberapa besar kenaikannya? Hal ini bergantung kepada rasio permintaan atau persediaan armada di lokasi tersebut.