Selasa 22 Mar 2016 12:08 WIB

Ribuan Sopir Taksi Demo, JK: Inilah Kehidupan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
Demonstran tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan aksi unjuk rasa saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (22/3).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Demonstran tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan aksi unjuk rasa saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Demo ribuan pengemudi taksi konvensional terhadap keberadaan angkutan berbasis online dimulai sejak Selasa (23/3) pagi. Aksi demo inipun menimbulkan kemacetan di sejumlah ruas jalan serta dilakukan secara anarkis.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan, keberadaan teknologi pada zaman sekarang ini memang tidak bisa dihindari. Sebab itu, menurut dia, pemerintah perlu menyesuaikan aturan penggunaan teknologi dalam layanan angkutan umum.

"Tinggal bagaimana menyesuaikan aturan, atau aturannya diubah karena mestinya ada perubahan. Semua perubahan ya harus kita jalani. Nah inilah kehidupan ini," kata JK di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (22/3).

JK menilai, munculnya teknologi yang semakin maju tidak bisa dihindari. Sebab, jika perkembangan teknologi dihindari pengunaannya justru Indonesia akan semakin tertinggal. Namun, penggunaan teknologi ini perlu lebih diatur.

"Teknologi tidak bisa ditantang, tinggal diatur saja, tapi tidak bisa dihilangkan karena begitu teknologi kita tantang atau tidak kita pakai maka kita akan ketinggalan," kata dia.

Bahkan saat dalam perjalanan menuju Kementerian PU-Pera, JK juga mengaku merasakan kemacetan imbas aksi unjuk rasa angkutan umum. Hal ini merupakan pengalaman pertama kalinya selama satu setengah tahun menjabat sebagai Wakil Presiden.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement