Rabu 23 Mar 2016 11:03 WIB

Puan Maharani Kaitkan Demo Sopir Taksi dengan Revolusi Mental

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Muhammad Hafil
Puan Maharani
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyayangkan demonstrasi para supir taksi meteran yang diwarnai kericuhan di Jakarta, Selasa (22/3). 

Dia menegaskan, aksi untuk menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara. Namun, hal itu tak berarti demonstran bisa melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum. Lebih lanjut, Menteri Puan menilai aksi kekerasan yang terjadi berlawanan dengan revolusi mental, sebagai semangat perubahan bangsa menuju perbaikan. 

"Namun kalau kemudian (aksi demonstrasi) dilakukan secara anarkis, tentu saja itu berbeda. Itu bertolak belakang dengan gerakan nasional revolusi mental," kata Puan Maharani usai menjadi pembicara di kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (23/3). 

Kemarin, aksi massa yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) memblokir jalan Gatot Subroto lantaran protes terhadap keberadaan taksi berbasis aplikasi. Mereka menuntut pemerintah untuk menertibkan angkutan yang berplat hitam itu. 

Namun, kericuhan sempat terjadi. Pengemudi ojek aplikasi mengalami kekerasan oleh oknum pengunjuk rasa di lokasi.Meskipun tak masuk ranah kerjanya, Menteri Puan ingin agar ada jalan tengah bagi polemik angkutan berbasis aplikasi. 

"Saya berharap, segera ada solusi terbaik." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement