Kamis 24 Mar 2016 15:18 WIB

Lima Bunga Bangkai Mekar di Desa Tebat

Kondisi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) di Desa Gunung Merlawan, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (28/9).  (Antara/Endro Lewa)
Kondisi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) di Desa Gunung Merlawan, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (28/9). (Antara/Endro Lewa)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU-- Lima kuntum bunga bangkai atau Amorphophallus sp mekar di lokasi konservasi milik warga Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, sekitar 53 kilometer dari Kota Bengkulu, Bengkulu.

Holidin, pemilik area penangkaran di pinggir Hutan Lindung Bukit Daun mengatakan lima bunga yang mekar itu terdiri dari dua jenis yakni Amorphophallus gigas dan Amorphophallus variabilis.

"Dua jenis yang mekar jenis gigas dengan tinggi bunga mencapai empat meter, sedangkan jenis variabilis lebih pendek, rata-rata satu meter," kata Holidin saat dihubungi dari Bengkulu, Kamis (24/3).

Amorphophallus variabilis memiliki bunga yang didominasi warna putih, sedangkan jenis gigas didominasi warna ungu.

Lima bunga langka itu menurut dia masih dapat dinikmati oleh pengunjung hingga satu pekan ke depan. "Satu bunga gigas sudah mekar sempurna tiga hari lalu tapi satu bunga lainnya baru mekar satu atau dua hari ke depan," katanya.

Menurut Holidin, area penangkaran milik keluarga yang dirintis sejak 1998 untuk pelestarian puspa langka, seperti Amorphophallus spp dan Rafflesia sp itu terbuka untuk umum.

Pihaknya tidak menarik retribusi dari pengunjung tapi menyediakan kotak sumbangan untuk mendukung perawatan area konservasi seluas tiga hektare itu.

Area konservasi yang berada di jalan lintas Kota Bengkulu-Kepahiang itu cukup mudah ditemukan. Lokasinya berada di pinggir jalan raya di kilometer 53 dari Kota Bengkulu.

Pemiliknya sudah membuat tanda berupa spanduk bertuliskan "Bunga Amorphophallus Mekar" yang dipasang di pinggir jalan raya.

Mirnawati, salah seorang pengunjung mengatakan sangat beruntung bisa melihat bunga langka mekar di area konservasi itu. Lokasi penangkaran yang berada di pinggir Hutan Lindung Bukit Daun menurut di membuat suasana hutan tropis masih terasa di area tersebut.

"Pemerintah seharusnya bisa membantu keluarga ini mengembangkan area konservasi mereka, sehingga bisa menjadi tujuan wisata puspa langka," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement