REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 800 Prajurit TNI Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/United Nations Mission In Darfur (Unamid) diberangkatkan ke Darfur-Sudan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam upacara militer, bertempat di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (23/3).
Dalam rilis Puspen TNI, yang diterima Kamis (24/3), menyebutkan, 800 prajurit pasukan perdamaian yang akan bertugas di Darfur-Sudan tersebut, dipimpin oleh Letkol Inf Singgih Pambudi Arinto sebagai Komandan Satgas, yang sehari-hari menjabat Dandim 0907/Tarakan, Kodam VI/Mulawarman, Kalimantan Timur.
Batalyon Komposit Konga XXXV-B/Unamid merupakan misi Satgas TNI kedua yang dipersiapkan untuk menjadi Pasukan Perdamaian PBB di Darfur-Sudan, Afrika Utara dan akan melaksanakan tugas selama satu tahun untuk menggantikan Satgas Yon Komposit Konga XXXV-A/Unamid.
Sementara itu, kendaraan taktis yang dilibatkan dalam mendukung kegiatan Satgas di Darfur, terdiri dari 24 unit Panser Anoa, 30 unit Truk dan 34 unit Jeep.
Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-B/Unamid akan melaksanakan mandat pemeliharaan perdamaian berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1769 tahun 2007. Dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Yon Komposit akan ditempatkan pada dua UN Camp, yaitu Markas Batalyon beserta Kompi Bantuan dan 3 Kompi Senapan yang berada di Supercamp Secwest Unamid di El Geneina dan 1 Kompi Senapan Berdiri Sendiri berada di Masteri Camp dengan jarak lebih kurang 70 km dari Supercamp El Geneina.
Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan penentuan pasukan yang berangkat untuk satuan tugas adalah dipilih dari satuan-satuan yang berhasil dalam melaksanakan tugas operasi dan dilengkapi dengan prajurit-prajurit pilihan, terbaik di angkatan masing-masing.
"Kalian semua adalah prajurit-prajurit terbaik yang disiapkan, dilatih, dilengkapi dan diberi pengetahuan untuk melaksankan tugas misi internasional PBB," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Ia berharap prajurit bisa menjaga sikap dan tingkah lakunya yang membawa nama Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tentunya TNI.
"Satu saja kesalahan yang kamu buat akan mencoreng nama negara, mencoreng nama TNI dan mencoreng nama Angkatan," tegasnya.