Kamis 24 Mar 2016 17:30 WIB

'Semoga di Era Jokowi tak Ada Ungkapan, Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Bandara Juwata Kaltara Baru
Foto: Kaltara
Bandara Juwata Kaltara Baru

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie optimistis dengan hadirnya Bandara Juwata mampu meningkatkan pembangunan di wilayah yang dipimpinnya.

Sebagai provinsi termuda, Irianto mengatakan Kaltara tengah gencar melakukan pembangunan agar tak tertinggal dengan wilayah lain di Indonesia.

"Bandara Juwata di Kaltara akan dihubungkan dengan dermaga apung di mana speedboat akan menunggu untuk mengantarkan penumpang menuju pulau-pulau kecil di sekitarnya seperti Malinau dan Tanjung Selor.  Ini akan menjadi ciri khas yang unik," katanya, Rabu, (23/3).

Saat ini pihaknya, ujar Irianto, sedang membangun gedung gubenur. Aparat hanya terdiri dari 800 PNS namun kondisi terbatas ini tak menyurutkan untuk bekerja keras mengejar berbagai ketertinggalan.

Di Kaltara, terang dia, juga dibangun Bandara Tanjung Harapan. Sekarang masih dalam proses pengerjaan, tujuannya untuk meningkatkan kemajuan warga Kaltara yang sebagian masih terisolasi di pedalaman.

"Mudah-mudahan di era pemerintah Bapak Jokowi tak terdengar lagi ungkapan, Garuda di dadaku, Malaysia di perutku, jangan sampai ada lagi ungkapan itu," ujarnya.

Makanya perbatasan Indonesia dengan negara lain harus dibangun dan harus maju. "Mungkin saat ini kami masih terbelakang, tapi bukan tak mungkin kami akan jadi yang terdepan," ucapnya.

Tahun 2015 lalu, lanjut Irianto, sudah dibangun dua rumah sakit di perbatasan. Rumah sakit tersebut secara fisik telah selesai namun masih membutuhkan  dukungan alat kesehatan dan perumahan dokter.

Namun hal yang cukup memprihatinkan, ujar dia, listrik di Kaltara masih terbatas. Masih banyak warga yang belum bisa menikmati kehadiran listrik, ini yang harus dipikirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement