REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah tentang ibu susu Nabi Muhammad SAW telah banyak diketahui kalangan Muslim. Salah satu ibu susu yang paling dikenal ialah Halimah binti Abi Dzuaib atau Halimah as-Sa'diyah. Ia berasal dari Bani Sa'ad. Ia merupakan istri dari al-Harits bin Abdil Uzza yang dijuluki Abu Kabsyah. Al-Harits berasal dari satu kabilah dengan istrinya.
Suatu hari, Halimah as-Sa'diyah pergi ke Makkah menawarkan jasa menyusui. Di kalangan bangsa Arab ketika itu, mencari ibu susu sudah menjadi kebiasaan para orang tua yang hidup di kota.
Ketika itu pula, kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, mencarikan ibu susu untuk Beliau. Abdul Muthalib akhirnya menyerahkan Rasulullah SAW untuk disusui Halimah.
Sebelum menyusu kepada Halimah, Rasulullah juga pernah disusui oleh Tsuaibah. Ia adalah ibu susu pertama Rasulullah. Tsuaibah merupakan budak Abu Lahab. Ia mempunyai anak bernama Masruh. Tsuaibah juga pernah menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Salamah bin Abdul Asad al-Makhzumi.
Rasulullah juga mempunyai saudara sepersusuan dari Halimah as-Sa'diyah. Mereka adalah Abdullah bin al-Harits, Anisah binti al-Harits, dan Huzaifah atau Juzmah binti al-Harits. Halimah juga menyusui dan mengasuh Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muthalib, anak paman Rasulullah.
Setelah mendapatkan anak susuan, Halimah membawa Rasulullah ke desanya. Di sana, ia mengasuh dan merawat Beliau. Ia dibantu salah seorang anaknya, Huzaifah. Ia mempunyai julukan asy-Syaima. Nama ini lebih populer dibanding nama aslinya.
Halimah menyusui Rasulullah selama dua tahun. Syaima turut mengasuh dan merawat Rasulullah SAW semasa masih kecil. Ia terkadang ikut menggendong Beliau ketika dalam perjalanan jauh dan suasana di padang pasir sangat panas.
Terkadang, Syaima membiarkan Rasulullah bermain ke sana kemari. Setelah cukup jauh, ia akan mendatanginya, menggendong, dan mendekap Rasulullah.
Ketika di tempat yang teduh, ia akan bermain bersama Rasulullah di bawah pohon sembari menyenandungkan doa. "Wahai Tuhanku, jagalah selalu Muhammad sehingga kami melihatnya tumbuh dewasa. Kemudian, kami melihatnya menjadi pemuka kaumnya dan cegahlah orang yang memusuhinya serta yang hasad. Berikanlah kemuliaan kepadanya selamanya," demikian doa yang ia senandungkan dalam syairnya.