Selasa 29 Mar 2016 09:31 WIB

Umar Mukhtar Biasakan Shalat Tahajud dan Baca Alquran

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Umar Mukhtar bersama pejuang Libya
Foto: Wikipedia
Umar Mukhtar bersama pejuang Libya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tumbuh kembang Umar Mukhtar, tak terlepas dari didikan dan dedikasi yang besar dari kedua orang tua, terutama ayahandanya, Syekh Mukhtar bin Umar. Sang ayah memiliki keinginan kuat agar anak kesayangannya itu menjadi figur ulama yang mumpuni. Umar kecil disekolahkan ke lembaga pendidikan Jaghbub. Di sinilah ia banyak belajar agama dan menghafal Alquran. 

Kepergian sang ayah menghadap Sang Khaliq sempat membuat Umar belia terpukul. Motivator sekaligus teladan kebanggaannya itu sangat berjasa besar mencetak kepribadian dan karakternya. Akhirnya, ia pun diasuh oleh Hussein al-Ghariani, sang paman dari jalur ayah. 

Umar tetap melanjutkan pendidikan agamanya. Ia mendapat bimbingan dari Syekh Abd Akader Bodia, motivator dan guru menghafal Alquran. Selama masa belajar tersebut, banyak cerita-cerita keteladanan yang dicontohkan oleh Umar. Ia kerap menjalankan ritual yang jarang ditradisikan oleh anak sebayanya.  

Umar tak pernah tidur lebih dari tiga jam sehari. Ia selalu bangun pada sepertiga malam untuk menunaikan shalat Tahajud dan dilanjutkan dengan membaca Alquran hingga fajar. Ia juga membiasakan mengkhatamkan Alquran dalam waktu tujuh hari.

Pendidikan yang ditanamkan oleh sang ayah tetap terpatri, bahkan ketika ia menimba ilmu di Universitas Senussi di Jaghbub. Ia pun akhirnya mengajar di sejumlah lembaga pendidikan di Jabal Akhdar.

Profesi sebagai seorang pengajar sempat ia jalankan selama beberapa tahun sebelum tentara Italia benar-benar menancapkan kuku kekuasaannya untuk menguasai Libya. Sejak itulah Umar, seorang guru, mengangkat senjata demi mengusir penjajah yang menduduki negeri dan menginjak-nginjak harga diri umat Islam Libya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement