REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra kembali mendatangi masyarakat Kampung Luar Batang Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (6/4). Kunjungannya kali ini untuk menegaskan posisinya selaku pengacara warga di kawasan yang hendak digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu.
Pada kesempatan tersebut, warga Luar Batang menyerahkan kuasa kepada Yusril untuk menjadi pembela mereka dalam menghadapi kasus penggusuran tersebut. "Hari ini, kami secara resmi memberikan kewenangan kepada Bang Yusril sebagai kuasa hukum masyarakat Luar Batang," tutur Sekretaris Masjid Kramat Luar Batang, Mansur Amin, kepada Republika, Rabu (6/4).
Ribuan warga berduyun-duyun datang ke kompleks Masjid Kramat Luar Batang untuk bertemu Yusril. Kepada mantan menteri sekretaris negara itu, masyarakat menyampaikan kekhawatiran mereka atas rencana Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang hendak mengusir paksa mereka dari kampung tersebut.
Tak hanya itu, masyarakat juga menyerahkan ratusan dokumen berupa salinan akta tanah, verponding, dan bukti-bukti kepemilikan tanah yang sah lainnya kepada Yusril. Dokumen-dokumen tersebut nantinya bakal digunakan sebagai bahan kajian hukum dalam membela hak-hak warga Luar Batang.
Mansur mengatakan, penggusuran warga Luar Batang oleh Pemprov DKI Jakarta dapat merusak tatanan sosial yang sudah terbangun di kawasan bersejarah itu. Pasalnya, Masjid Kramat dan warga Kampung Luar Batang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga harus dilindungi keberadaannya.
Ia menilai penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta tersebut hanya untuk memuluskan syahwat para pengusaha properti yang ingin menjadikan Luar Batang sebagai lokasi bisnis mereka. Penggusuran itu, kata Mansur lagi, bukan untuk menyejahterakan rakyat, melainkan hanya untuk menguntungkan segelintir orang-orang berduit.
"Katanya setelah penggusuran di sini mau dibangun jalan inspeksi dan plaza untuk mempercantik Luar Batang. Kami tidak butuh itu! Plaza dan apartemen hanya untuk orang-orang kaya, bukan buat rakyat kecil seperti kami," ucap Mansur.