REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perlindungan dan keamanan jamaah haji jadi salah satu aspek lemah persiapan haji 2016. Untuk itu, TNI dan Polri diusulkan untuk dilibatkan dalam pelaksanaan ibadah haji.
Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Syamsul Maarif, menyambut baik usulan melibatkan TNI dan Polri, sebagai perlindungan jamaah haji. Menurut Syamsul, TNI dan Polri memiliki tenaga yang lebih kuat, dalam melakukan tugas melindungi jamaah haji Indonesia.
"Petugas haji biasa kadang tidak maksimal, beda dengan TNI dan Polri, tenaga mereka jauh lebih baik," kata Syamsul kepada Republika, Senin (11/4).
Syamsul mencontohkan, petugas-petugas haji biasa, hanya kuat melakukan patroli beberapa kali dan selama beberapa jam. Ia memperkirakan, petugas dari TNI dan Polri mampu melakukan patroli lebih lama, bahkan seharian, karena sudah terbiasa dengan latihan dan tugas yang berat.
Nantinya, ungkap Syamsul, TNI dan Polri akan difokuskan di daerah-daerah khusus seperti Masjidil Haram, yang tentu membutuhkan pengawasan dan perlindungan selama 24 jam.
Hal itu dikarenakan tempat-tempat utama, memiliki potensi terjadi orang hilang dan tersesat yang sangat tinggi, terutama dalam kondisi cuaca panas. Ia menekankan petugas-petugas yang dipilih nanti tidak boleh asal ambil dari TNI dan Polri, melainkan memliki
pengetahuan cukup soal agama dan ibadah haji. ''Syarat itu harus dimiliki petugas agar selain melakukan perlindungan dan pengamanan, juga dapat membimbing jamaah haji,'' ujarnya menerangkan.