REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit baru akan meningkat pada kuartal II-2016. Sementara itu, pada kuartal I-2016 pertumbuhan kredit diperkirakan masih melambat.
Perlambatan pertumbuhan kredit baru tersebut diperkirakan akibat belum tingginya kebutuhan pembiayaan korporasi pada awal tahun dan kebijakan perbankan yang selektif dalam pemberian kredit untuk menekan kenaikan risiko kredit bermasalah atau NonPerforming Loans (NPL).
Sejalan dengan perkiraan peningkatan pertumbuhan kredit baru pada kuartal II-2016, hasil Survei Perbankan juga mengindikasikan optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit keseluruhan tahun 2016. Hal itu tercermin dari perkiraan pertumbuhan kredit tahun 2016 sebesar 12,3 persen (yoy), lebih tinggi dari 12,0 persen (yoy) pada hasil survei triwulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko penyaluran kredit, dan peningkatan kondisi likuiditas bank. Sementara itu, rata-rata suku bunga dana dan kredit sampai dengan akhir tahun 2016 diperkirakan berada dalam tren penurunan.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menilai di kuartal I 2016 pertumbuhan kredit perbankan masih lambat. Namun, aktivitas ekonomi meningkat. "Kredit masih slow, NPL meningkat, tapi aktivitas ekonomi lebih hidup, jadi pertumbuhan lebih baik dari tahun lalu," kata Kartika, Rabu (13/4).
Menurutnya, meningkatnya kredit bermasalahmerupakan pengaruh dari pertumbuhan ekonomi yang belum begitu cepat. "NPL meningkat artinya dampak pertumbuhan ekonomi masih pengaruh ke setahun,"ujarnya.