REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Petani memasuki masa tanam (MT) 2 tak perlu khawatir terjadi kelangkaan pupuk. Sebab, produsen pupuk PT Pusri dan PT Petrokimia Gresik siap mengawal dan menyediakan pupuk tepat waktu untuk kesiapan kebutuhan pupuk petani April hingga September 2016.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dipertanbunhut) Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi, melalui Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasana dan Perlindungan Tanaman, Ibnu Sutopo, Jum'at (15/4), mengatakan, distributor dan produsen berjanji memenuhi kebutuhan pupuk pada MT 2.
Usai Rakor yang dihadiri Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), distributor dan produsen, berjanji akan memenuhi kebutuhan pupuk pada MT 2. Menurut Ibnu, persedian pupuk di gudang Lini III BGR Mojosngo Boyolali untuk pupuk urea 2.916 ton, ZA 381 ton, SP 36 136 ton, Phonska 551 ton, dan petroganik 352 ton.
Jumlah stok berbagai jenis pupuk di gudang BGR Mojosongo itu, kata dia, mampu memenuhi kebutuhan pupuk hingga dua pekan kedepan. Setelah stok gudang habis, lanjut Ibnu, produsen berjanji akan mengedrop ke gudang BGR Mojosongo-Boyolali.
Persedian pupuk yang tepat dengan kebutuhan saat pemupukan, kata dia, akan berdampak meningkatnya hasil panen padi. Sebaliknya, keterlambatan satu pekan dari saat pemupukan, bisa mengurangi hasil panen satu ton untuk setiap hektar. Dengan persedian yang cukup itu, pihaknya berharap petani di sana tidak melakukan pembelian pupuk dalam jumlah besar, karena bisa mengakibatkan kelangkaan, sekaligus harga pupuk melambung.
Sementara, realisasi pupuk pada triwulan pertama untuk pupuk urea mencapai 5.226 ton, Za 2.363 ton, SP 36 2.116, Phonska 3.759 dan petroganik 786,7 ton. Serapan pupuk paling tinggi pada jenis pupuk Za dari target tribulan pertama 1.822 ton. Namun, bisa terserap hingga 2.363 ton.
Sedang pupuk urea masih rendah dari target realisasi triwulan pertama terserap 6.107 ton baru terserap 5.226 ton. Serapan pupuk ZA paling tinggi, dikarenakan banyak tanaman holtikultura dan tanaman jagung yang banyak menggunakan pupuk ZA. ''Banyak petani tanam sayur holtikultura di lereng Gunung Merapi dan kawasan pertanian wilayah Utara Boyolali yang menanam jagung. Tanaman tersebut volume penggunaan ZA cukup besar,'' katanya.