REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hizbut Tahrir Indonesia ajak umat menghancurkan sistem kapitalisme. Mereka mengingatkan ketidakhadiran Islam akan mengundang malapetaka.
Koordinator Aksi Hizbut Tahrir Indonesia, Ustaz Saefuddin Zuhri, menegaskan Islam bukanlah ancaman, seperti yang kerap dipropagandakan Barat. Ia menekankan ancaman justru datang dari demokrasi yang berasal dari Barat, dan memang dimaksudkan menghapus sistem Syariah dan Khilafah.
"Islam bukan ancaman, justru demokrasi yang diadopsi dari kapitalisme barat, yang menghancurkan dan mencegah Khilafah bangkit," kata Saefuddin kepada Republika, Jum'at (16/4).
Ia menuturkan sistem Syariah dan Khilafah sangat tidak asing bagi umat Muslim, termasuk di Indonesia yang merupakan mayoritas umat Islam. Namun, sistem kapitalis yang berkuasa di Indonesia terus mengubah pola pikir umat.
Saefuddin mengatakan hanya ada dua pilihan yang bisa dipilih umat, yaitu meneruskan demokrasi yang tengah dalam proses menghancurkan Indonesia, atau sistem Khilafah yang diridhai Allah SWT. Ia menerangkan sistem Khilafah merupakan solusi, untuk menyelamatkan Indonesia.
Hizbut Tahrir melakukan aksi damai di silang Monas, dengan membawa atribut yang bertuliskan ajakan kepada umat, untuk menerapkan sistem Syariah dan Khilafah di Indonesia. Peserta aksi tersebar di setiap lampu merah dekat Patung Kuda, bertujuan menyampaikan pesan kepada setiap pengguna jalan.