REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Puluhan ribu warga Kota Bekasi, Jawa Barat mengikuti apel akbar kerukunan umat beragama di Stadion Patriot Candrabaga, Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi pada Sabtu (16/4). Dalam acara itu, perwakilan tokoh enam agama melakukan pernyataan bersama untuk menjaga kerukunan hidup antarumat beragama.
Sekretaris Daerah Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji, dalam laporannya menyatakan, apel akbar ini dihadiri oleh 62 ribu orang terdiri dari aparatur pemerintahan, ormas keagamaan, pelajar, dan masyarakat sipil. Kegiatan apel akbar dibuka dengan pertunjukan tari kolosal oleh para pelajar SMA/SMK Kota Bekasi, yang melambangkan keragaman warga Kota Bekasi.
"Kota Bekasi merupakan miniatur Indonesia," kata Rayendra, Sabtu (16/4). Ia menyampaikan, Kota Bekasi mempunyai total populasi sejumlah 2,384 juta jiwa dengan beraneka latar belakang budaya dan agama. Sebanyak 2,094 juta jiwa beragama Islam, 195.145 beragama Kristen, 65.568 beragama Katolik, 4173 beragama Hindu, 22.533 beragama Buddha, 96 orang beragama Konghucu, sedangkan 1609 warga menganut aliran kepercayaan.
Dengan demografi yang sedemikian beragam, kata Rayendra, acara deklarasi kerukunan antarumat beragama ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan peraturan bersama Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2006 dan Mendagri Nomor 8 Tahun 2006. Selain itu, warga diharapkan dapat memelihara kerukunan antar umat beragama dan menciptakan suasana kondusif di tengah keragaman masyarakat. "Acara ini bertujuan meminimalisir dampak negatif keagamaan suku, agama, ras, dan antar golongan," ujar dia.
Ada empat poin deklarasi yang dibacakan oleh para perwakilan tokoh agama. Beberapa di antaranya, bertekad membangun dan menjaga suasana kerukunan hidup antar umat beragama di Kota Bekasi, membangun dialog antar pemuka agama, serta membangun kesadaran bersama pada masing-masing umat untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Keenam tokoh pemuka agama juga sepakat tidak menyebarkan agama kepada orang yang sudah beragama, tidak mudah terprovokasi oleh tindakan sekelonpok orang yang mengatasnamakan agama, serta berperan aktif untuk turut mensukseskan program pembangunan pemerintah. Dalam deklarasi ini, para pemuka agama juga bertekad memerangi LGBT agar tidak berkembang di Kota Bekasi. Acara deklarasi ditutup dengan pelepasan puluhan burung merpati sebagai lambang kedamaian.