Selasa 19 Apr 2016 11:18 WIB

Kemenperin Minta Kapal Migas Direparasi di Galangan Lokal

Pengembangan Industri Galangan Kapal-Sejumlah kapal menunggu proses bongkar muat di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (30/6).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pengembangan Industri Galangan Kapal-Sejumlah kapal menunggu proses bongkar muat di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian terus memperkuat industri penunjang eksplorasi minyak dan gas guna turut mendorong kinerja sektor migas nasional. Berbagai upaya dilakukan termasuk meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri migas tersebut.

Industri galangan di dalam negeri pun dinilai telah mampu menangani kebutuhan pembangunan, perawatan dan pemeliharaan armada kapal operasional migas. Kemampuan itu terus diperkuat demi menunjang produktivitas mengingat produksi migas bernilai strategis yang sangat tinggi bagi perekonomian nasional. 

Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan hal itu meresmikan Kapal Self Elevated and Propelled Utility Platform (SEAPUP) 2 milik PT Swadaya Sarana Berlian di kawasan pelabuhan Marunda, Jakarta, Senin, (18/4). Investasi pembangunan kapal itu mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 900 miliar.

"Kita optimistis, industri nasional mampu mendukung aktivitas produksi migas. Maka saya minta dan ingatkan lagi agar kapal yang melakukan aktivitas di sektor migas seperti kapal Seapup 2 ini direparasi di galangan dalam negeri, mungkin di Batam atau lokasi lain,” kata Menperin dari rilis yang diterima Republika, Selasa (19/4). 

Keberpihakan pada galangan nasional ini, imbuhnya, bahkan sudah beberapa kali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian, lembaga negara dan BUMN diwajibkan membangun kapal di dalam negeri, menyusul kemudian pihak swasta juga diharapkan turut berkontribusi pada pengembangan industri galangan nasional.

Industri perkapalan nasional sebagai salah satu industri strategis telah mencapai beberapa kemajuan diantaranya peningkatan jumlah galangan kapal menjadi sekitar 250 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 1 juta DWT/tahun untuk bangunan baru dan sekitar 12 juta DWT/tahun untuk reparasi kapal.

Ke depan diharapkan kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan termasuk kemampuan dalam membangun fasilitas untuk mendukung kegiatan di sektor migas.

Direktur Utama Swadaya Sarana Berlian Setiady Perwata mengatakan, SEAPUP 2 merupakan kapal berbendera Indonesia yang konstruksinya dilakukan dari 2014 hingga 2015 dan diserahterimakan pada tahun ini. 

“Kru kapal 100 persen dari Indonesia dan kapal ini merupakan buah pengalaman kami selama 23 tahun. Sebelumnya kami juga mengoperasikan kapal sejenis. Itu semua memperkuat keyakinan kita mampu menangani fasilitas ini dan bersaing dengan negara lain,” ujarnya.

Swadaya Sarana Berlian merupakan grup perusahan yang bergerak dalam bidang pelayanan dan dukungan sektor oil & gas di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pengoperasian armada kapal maupun fasilitas oil & gas services.

Menperin menegaskan, dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai maka kegiatan operasional sektor migas diharapkan semakin membaik. Salah satunya adalah penyediaan berbagai armada kapal untuk melayani operasional di lapangan.

Menperin mencermati, menilik karakteristik wilayah Indonesia, potensi migas yang harus dikelola sebagaian besar berada diwilayah lautan. Oleh sebab itu, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan armada kapal maupun sarana lain dalam mendukung kegiatan sektor migas tersebut sangat diperlukan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement