Ahad 24 Apr 2016 07:48 WIB

Gapkindo: Pemerintah Janji Tingkatkan Serapan Karet Dalam Negeri

Petani sedang menyadap karet
Foto: Anis Efizudin/Antara
Petani sedang menyadap karet

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Andreas Winata mengatakan pemerintah akan berupaya meningkatkan penyerapan produksi karet dalam negeri untuk pengembangan infrastruktur.

Menurut Andreas rencananya karet-karet dalam negeri tersebut akan dimanfaatkan untuk campuran pembangunan pembuatan rel kereta api, pembuatan aspal, jalan, jembatan, dan lainnya. Melalui peningkatan penyerapan dalam negeri tersebut, dia berharap akan mampu mendongkrak harga karet petani.

"Selain membuat perjanjian kerja sama pengurangan ekspor karet ke beberapa negara selama 6 bulan, kebijakan lainnya adalah dengan meningkatkan serapan karet dalam negeri," katanya, Ahad (24/4).

Selain itu, dia berharap para pengusaha membuka industri hilir berupa barang setengah jadi di daerah, seperti industri crumb rubber, untuk bisa menghasilkan karet olahan yang lebih baik.

Saat ini, kata dia, industri yang sangat cocok dikembangkan di daerah hanyalah industri setengah jadi, sedangkan untuk industri jadi akan sulit bersaing dengan daerah lain.

Menurut dia, untuk bisa mengembangkan industri jadi di Kalsel maupun Kalteng, pengusaha maupun investor mengeluarkan biaya terlalu besar. Misalnya, industri ban, bahan baku lain yang harus dipenuhi relatif cukup banyak, mulai dari karet sintetis, sulvur, hingga "carbon black", yang didatangkan dari Pulau Jawa.

Begitu pula sebaliknya, pasar ban yang terbesar adalah di Jawa. Setelah jadi, investor juga harus mengirimkam barangnya kembali ke Jawa dengan biaya yang relatif cukup besar.

"Di Kalsel yang tersedia hanya karetnya saja sehingga lebih baik bila di daerah ini dikembangkan industri hilir untuk barang setengah jadi," katanya.

Selain itu, juga penting dilakukan perbaikan kualitas bokar petani secara terus-menerus sehingga mampu meningkatkan harga di pasaran.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement