Selasa 23 Feb 2021 20:57 WIB

Petani Singkong di Lampung Mengadu ke DPRD

Berharap nasib lebih baik, para petani rela pindah dari menanam karet ke singkong.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Petani melakukan panen tanaman singkong (ilustrasi). Sejumlah petani singkong (ubi kayu) pada beberapa daerah di Lampung mengeluhkan harga singkong anjlok jadi Rp 800 per kg dari harga normal Rp 1.200 per kg.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani melakukan panen tanaman singkong (ilustrasi). Sejumlah petani singkong (ubi kayu) pada beberapa daerah di Lampung mengeluhkan harga singkong anjlok jadi Rp 800 per kg dari harga normal Rp 1.200 per kg.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah perwakilan petani singkong di Kecamatan Way Kenangan dan Gunung Agung, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung mendatangi gedung DPRD setempat. Mereka mengadukan nasib kepada wakil rakyat terkait anjloknya harga singkong di pabrik.

Dari keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Selasa (23/2), para petani setempat, tidak kuat lagi dengan harga singkong yang berada di bawah normal. Padahal, sebelumnya para petani tersebut telah menebang pohon karet beralih tanam singkong, lantaran harga karet jatuh dan harga singkong menjanjikan.

"Kami terpaksa pindah jadi petani singkong. Tapi, ternyata harga singkong juga jatuh seperti harga karet," kata Wandi, petani Way Kenanga.

Keluhan petani sama dengan petani singkong di daerah lainnya. Harga singkong yang rendah Rp 800 per kg dan potongan harga kader air rata-rata 25 persen. Belum lagi biaya produksi, pupuk, dan pemeliharaan tidak sebanding dengan perolehan pendapatan dari hasil panen singkong.

Anggota DPRD Tulangbawang Barat Roni menampung aspirasi petani singkong tersebut. Termasuk terkait dengan adanya penetapan harga sepihak dari perusahaan.

Menurut dia, anjloknya harga singkong diduga ada permainan pihak tertentu, karena harga singkong sudah jatuh tapi ditambah lagi potongan 25 persen.

Dalam waktu dekat, ia mengatakan, DPRD akan memanggil pihak perusahaan yang menentukan harga secara sepihak secara bergiliran, sehingga petani singkong dirugikan.

Harga singkong di Lampung anjlok jadi Rp 800 per kg dari harga normal Rp 1.200 per kg. Para petani mengeluhkan hal tersebut karena pendapatan mereka dari hasil panen singkong tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement