REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan Net Interest Margin (NIM) atau margin bunga bersih antara 7,8 - 8 persen seiring dengan penurunan suku bunga segmen usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi 9,75 persen. Namun, target itu bukan prioritas jika internal bank membaik.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, meski dengan target sekian, pihaknya lebih memprioritaskan suku bunga kredit untuk turun. "Kita targetkan NIM antara 7,8-8 persen. Tapi kita tahu spiritnya bukan menurunkan NIM," kata Sunarso di Kantor BRI Pusat, Jakarta, Jumat (22/4).
BRI telah menurunkan suku bunga kredit UKM dari 12,75 persen menjadi 9,75 persen. Berlaku mulai tanggal 1 Mei 2016. Sunarso meyakini, dengan suku bunga kredit turun, dan diikuti efisiensi internal bank yang membaik, maka perseroan tidak harus menurunkan NIM. Berdasarkan data yang dihimpun, BRI memiliki NIM sebesar 7,88 persen.
"Artinya NIM tinggi itu tidak masalah sepanjang itu efisien. Tapi kan sekarang persoalannya NIM tinggi itu karena memang operate cost (biaya operasional) di bank beda-beda," jelasnya.
Sunarso menegaskan, lebih penting turun suku bunga kredit dibandingkan menurunkan NIM. Dengan kebijakan penurunan suku bunga ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 13-15 persen di tahun 2016 ini.
"Dan tentunya didukung oleh kecukupan dana masyarakat, sehingga kita juga tetap ingin jaga LDR di kisaran 85-90 persen, ini batas-batas rasio yang sehat. Dan juga kita akan jaga yieldnya, karena msh ingin capai pertumbhban net profit 3-5 persen. Tentunya tantangan yang tidak kalah penting," katanya.
Sunarso menjelaskan, suku bunga bisa turun kalau kredit sehat. Kalau tidak sehat itu akan menghambat upaya penurunan suku bunga kredit. Karena itu perseroan akan menjaga rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di kisaran 2,1-2,4 persen.
"Jadi kalau misalanya rasio NPL ini bisa dipenuhi, mudah-mudahan semangat kita untuk menuju ke single digit suku bunga kredit itu bisa kita jalankan dengan baik tanpa mengorbankan profitabilitas secara signifikan," ujarnya.