REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan semakin banyak perbankan yang tertarik untuk turut membiayai sektor perikanan budi daya di berbagai daerah.
"Sektor kelautan dan perikanan, khususnya perikanan budi daya, telah menjadi daya tarik bagi sektor perbankan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/4).
Menurut dia, ketertarikan perbankan tersebut diwujudkan dalam bentuk penyaluran program pembiayaan kepada nelayan dan pembudidaya. Apalagi, ujarnya, perikanan budi daya juga dinilai telah menjadi bidang usaha yang risikonya dapat dikalkulasikan guna mengurangi kegagalan berkat penguasaan teknologi-teknologi perikanan budi daya yang inovatif dan adaptif serta mendukung keberlanjutan.
Ia juga mengingatkan bahwa perikanan budi daya juga berperan dan mendukung program ketahanan pangan dan peningkatan gizi karena mampu menyediakan produk yang selain meningkatkan pendapatan, juga dinilai mampu meningkatkan gizi masyarakat.
Sebelumnya, Slamet menyatakan program bantuan 100 juta ekor benih ikan kepada masyarakat pembudidaya ditargetkan rampung pada November 2016. "Saat ini realisasi bantuan benih ikan sudah hampir 22 juta ekor untuk seluruh Indonesia," kata Slamet.
Menurut dia, realisasi bantuan benih ikan tersebut juga dilakukan secara merata alokasinya antara di Jawa dan luar Jawa. Ia mengemukakan, program 100 juta benih itu juga bakal membuat posisi Balai Benih Ikan (BBI) menjadi semakin penting.
Hal tersebut, katanya, karena unit pelaksana teknis (UPT) baik yang di bawah naungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, juga semakin diandalkan untuk pengadaan benih dan induk. Berdasarkan data KKP, target produksi perikanan budidaya pada 2016 tercatat 19,5 juta ton, sedangkan pada 2017 ditargetkan mencapai 22 juta ton sehingga penyebaran benih kepada masyarakat juga penting untuk mewujudkannya.
Baca juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan pada Maret 2016 Lebihi 8 Persen