Ahad 01 May 2016 08:23 WIB

Venezuela Krisis Listrik Parah

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Kekeringan terjadi di Bendungan Guri di negara bagian Bolivia, Venezuela hingga menyebabkan krisis energi.
Foto: reuters
Kekeringan terjadi di Bendungan Guri di negara bagian Bolivia, Venezuela hingga menyebabkan krisis energi.

REPUBLIKA.CO.ID,CARACAS -- Penduduk Venezuela kehilangan setengah jam waktu tidurnya pada Ahad ketika jam mereka bergerak dipercepat untuk menghemat daya. Sebab, negara tersebut bergulat dengan krisis ekonomi mendalam.

Perubahan waktu diperintahkan Presiden Nicolas Maduro sebagai bagian dari paket kebijakan untuk mengatasi krisis energi yang parah. Pemerintah sudah melakukan pemadaman bergilir dan mengurangi jam pekerja sektor publik menjadi dua hari per pekan.

Maduro menyalahkan krisis energi pada kekeringan parah. Ia mengatakan, kekeringan telah mengeringkan bendungan hidroelektrik negara yang menjadi penghasil tenaga listrik. Pengritik menyebut krisis terjadi karena salah urus sektor energi.

Pemerintah juga telah memerintahkan sekolah-sekolah untuk tutup pada Jumat. Sementara pusat perbelanjaan hanya beropeasi setengah waktu dan diwajibkan menghasilkan energi sendiri.

Saat mengumumkan perubahan waktu, Menteri Sains dan Teknologi Jorge Arreaza mengatakan, ketika malam penggunaan lampu dan terutama pendingin udara menguras jaringan listrik nasional.

"Ini akan mudah untuk memindahkan jam ke depan setengah jam, ini memungkinkan kita untuk menikmati siang hari lebih banyak dan itu tidak akan gelap begitu awal," katanya dilansir BBC News, Sabtu (30/4).

Venezuela yang kaya minyak berada di tengah krisis ekonomi mendalam disebabkan oleh penurunan harga minyak global. Negara ini menderita kekurangan barang dasar dan makanan.

Maduro mengatakan, situasi ini disebabkan perang ekonomi terhadap pemerintah sosialisnya yang didorong elit bisnis negara dan AS.

Oposisi di Kongres yang mengambil alih legislatif pada Desember telah menuduh Maduro dan pemerintahannya salah urus ekonomi dan ketidakmampuan. Mereka telah bersumpah mengusir Maduro dari kantor dan mulai mengumpulkan tanda tangan yang dibutuhkan untuk memulai mengorganisir referendum.

Pada Sabtu, mereka mengatakan telah mengumpulkan hampir dua juta tanda tangan. Angka ini 10 kali jumlah yang dibutuhkan oleh dewan pemilihan negara tersebut.

Jika dewan pemilihan negara memverifikasi tanda tangan, maka lawan pemerintah harus mengumpulkan empat juta lebih untuk total 20 persen dari pemilih dan bisa membuat dewan mengatur suara referendum. Untuk menyukseskan referendum, jumlah yang sama atau lebih besar dari pemilih yang memilih Maduro harus memberikan suara mereka dalam mendukung penggeseran Maduro.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement