Selasa 03 May 2016 17:18 WIB

Pemerintah Harus Fokus Bebaskan Empat Sandera yang Tersisa

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Ani Nursalikah
Gerilyawan Abu Sayyaf.
Foto: historycommons.org
Gerilyawan Abu Sayyaf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 10 warga Indonesia (WNI) yang jadi sandera kelompok Abu Sayyaf berhasil bebas. Namun, masih ada empat WNI lagi yang dikabarkan disandera di wilayah Filipina.

Pengamat terorisme Zaki Mubarok mengimbau pemerintah tetap fokus pada upaya pembebasan empat sandera yang tersisa. Bila tidak, kata dia, dapat dicurigai pembebasan tersebut karena membayar uang tebusan.

"Pemerintah harus menunjukkan langkah yang lebih nyata dengan bekerja sama dan membantu pemerintah Filipina untuk menumpas kelompok Abu Sayyaf dan jejaringnya," kata Zaki saat dihubungi, Selasa (3/5).

Zaki menambahkan, apa pun alasannya, dari perspektif korban dan masyarakat, keselamatan para sandera merupakan yang paling utama. "Keselamatan mereka lebih penting dari pada pro kontra itu murni hasil diplomasi atau barter dengan uang," ujar Zaki.

Sebelumnya, empat WNI saat ini dikabarkan masih disandera. Mereka adalah ABK kapal tunda TB Henry dan anak buah kapal Tongkang Cristi. Keempatnya yakni Moch Ariyanto Misnan warga Taman Narogong Indah, Rawalumbu, Bekasi, Dede Irfan Hilmi asal Pangandaran, Jawa Barat, Samsir warga Jalan Gajah Mada 21, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan serta Loren Marinus Petrus.

Baca:Aleppo Dibombardir, 12 Ribu Keluarga Terjebak

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement