Selasa 03 May 2016 20:16 WIB

Dosen STMIK Nusa Mandiri Beri Pelatihan Bisnis Online

Para ibu PKK Cipinang Melayu mendapatkan pelatihan bisnis online dari dosen STMIK Nusa Mandiri.
Foto: Dok BSI
Para ibu PKK Cipinang Melayu mendapatkan pelatihan bisnis online dari dosen STMIK Nusa Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) memiliki  banyak potensi kriya. Hanya saja mereka memerlukan pembinaan dan pendampingan. Hasil produk dari usaha mandiri yang murni industri rumahan ini, tidak hanya dipasarkan melalui pemeran-pameran usaha kecil menengah (UKM) saja, namun juga dapat dipasarkan  dengan biaya murah melalui internet.

Melalui Terkait hal tersebut, dosen STMIK Nusa Mandiri memberikan pelatihan bisnis online bagi ibu-ibu  PKK Cipinang Melayu, Jakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Pengabdian Masyarakat (PM)  STMIK Nusa Mandiri, 25-30 April 2016.

Kegiatan yang digelar di Balai Pertemuan Warga RT  008/ RW  012 Cipinang Melayu itu mengusung tema “Pemanfaatan Internet Sebagai Sarana Meningkatkan Wirausaha Melalui Penjualan Online”. Andi Saryoko, Siti Marlina, Hani Harafani, Wida Prima Mustika, dan Nia Nuraeni, bertugas sebagai tutor. Sedangkan Ispandi dan Yuyun Yuningsih, sebagai koordinator PM.

“Tujuan kami adalah menginspirasi ibu-ibu rumah tangga, agar mampu memasarkan hasil usaha kerajinannya melalui internet. Karena melalui internet biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan mengikuti berbagai pameran UKM,”  ungkap Ispandi.

 

Ispandi menambahkan,  penjualan yang dilakukan di internet dapat meningkatkan omset penjualan. “Sebab,  target konsumennya semakin luas, tidak hanya dalam negeri saja namun sampai luar negeri,” tutur Ispendi.

 

Pada kegiatan tersebut,  ibu-ibu PKK tidak hanya dibekali dengan teoritis saja. Mereka juga diajari praktik langsung memulai bisnis online. Hal itu mencakup cara membuat akun di salah satu website marketplace, menggunggah produk yang akan dipasarkan, hingga pengelolaan pemesanan dan pengiriman barang ke konsumen.

“Pengabdian Masyarakat ini tidak hanya merupakan kewajiban bagi dosen melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan warga. Dengan demikian,  warga masyarakat menjadi berdaya dan dapat berpartisipasi aktif pada proses perubahan,”  ujar Andi Saryoko.

Andi menambahkan,  pelatihan juga dapat membantu orang atau masyarakat untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki. “Dengan pelatihan juga dapat menimbulkan perubahan dalam kebiasaan bekerja masyarakat, perubahan sikap terhadap pekerjaan, serta dalam  informasi dan pengetahuan yang mereka terapkan dalam pekerjaannya sehari-hari,” papar Andi Saryoko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement